Workshop RTH Dan Pernyataan Sikap Anak-Anak Surabaya Untuk Eksistensi Taman Flora Bratang Surabaya Sebagai RTH
Surabaya- Upaya menyelamatkan eksistensi Taman Flora Bratang Surabaya sebagai salah satu Ruang Terbuka Hijau di Surabaya dilakukan Tunas Hijau. Salah satunya dengan menggelar workshop “Pentingnya Ruang Terbuka Hijau” yang ditindaklanjuti dengan pernyataan sikap anak-anak Surabaya, Sabtu (21/11). Melibatkan sekitar seratus siswa SD dan SMP, organisasi lingkungan hidup anak-anak dan pemuda tersebut mengajak siswa tersebut untuk mengenal pentingnya Ruang Terbuka Hijau di Surabaya.
Diawali dengan menyampaikan informasi seputar Taman Flora Bratang Surabaya, di workshop ini Tunas Hijau memberikan penjelasan terkait dengan hak pengelolaan Taman Flora Bratang Surabaya. “Saat ini, eksistensi Taman Flora Surabaya sebagai Ruang Terbuka Hijau sedang goyang, mengingat lahan seluas 3 hektar ini sekarang sudah beralih ke pihak swasta (PT. Surya Inti Permata). Sudah selayaknya kita sebagai generasi penerus bangsa di Surabaya harus ikut peduli untuk menjaga fungsi alami Taman Flora Bratang Surabaya sebagai Ruang Terbuka Hijau,” ujar Adetya Firmansyah, aktivis senior Tunas Hijau.
Tunas Hijau juga membagikan informasi seputar pentingnya pohon bagi kehidupan manusia. Menurut Tunas Hijau, manusia seumur hidupnya minimal harus menanam 12 pohon, yakni empat untuk menyediakan oksigen bagi dirinya sendiri dan delapan untuk mereduksi emisi karbon yang dihasilkan olehnya. “Bila Taman Flora Bratang Surabaya dialihfungsikan menjadi bangunan, maka kita sebagai warga Surabaya layak bersedih karena satu lagi sumber oksigen kita hilang,” lanjut Adetya.
Workshop ini bukan hanya sebatas berbagi pengetahuan seputar ruang terbuka hijau dan pohon saja, namun seluruh peserta yang berjumlah sekitar 150 pelajar tersebut juga diminta membuat media kampanye berupa poster-poster lingkungan hidup khususnya pepohonan atau taman. Diantaranya seperti poster yang dibuat oleh Eka Nur Hartanti. Poster tersebut menggambarkan taman yang berada dalam sangkar dengan pesan “Jadikanlah Taman Flora Sebagai Paru-Paru Kota”.
Workshop tersebut diakhiri, observasi Taman Flora Bratang Surabaya dan diskusi tentang cara menjadikan Taman Flora Bratang Surabaya lebih baik lagi. Diantaranya pemberian indentitas tanaman, penambahan tempat untuk edukasi lingkungan hidup seperti tempat pemilahan sampah dan juga pengolahan sampah. Upaya-upaya lain juga diharapkan ditingkatkan pengelola, diantaranya aktif memberikan teguran bagi pengunjung yang terlihat membuang sampah sembarangan, menambah jumlah tempat sampah, menambah slogan-slogan lingkungan hidup, menambah jumlah toilet dan menambah sarana kesehatan.
Selain itu juga dibacakan petisi pernyataan sikap pelajar SD dan SMP se Surabaya terkait dengan Taman Flora Bratang Surabaya. Isinya adalah “Kami pelajar Kota Surabaya berharap agar fungsi Taman Flora Bratang Surabaya tetap sebagai Ruang Terbuka Hijau, berharap tidak ada penarikan restribusi untuk masuk, berharap tidak ada lagi bangunan yang didirikan dan juga berharap kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya menjaga kelestarian Taman Flora Bratang Surabaya sebagai Ruang Terbuka Hijau”. (det)