80 Siswa Kelas 3 SD Theresia II Belajar Pembibitan Tanaman

Surabaya-80 siswa kelas 3 SDK Santa Theresia II Surabaya mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum yang diselenggarakan bersama Tunas Hijau – kids & young people do actions for a better earth, Selasa (8/12) pagi. Pengembangan kurikulum itu diselenggarakan di Kebun Bibit Wonorejo.  Mereka dipandu oleh aktivis Tunas Hijau dan petugas Kebun Bibit Wonorejo Surabaya. Banyak yang mereka pelajari pada kegiatan ini, diantaranya nama-nama jenis pepohonan pelindung, tanaman hias dan tanaman berkhasiat obat. Para siswa bahkan diajarkan beberapa cara pembiakan tanaman. Ada cara stek, dengan biji atau generatif, tunas baru dan cangkok.

Menurut Kadri, salah satu petugas Kebun Bibit Wonorejo, pembiakan dengan cara cangkok bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan tanaman baru dengan cara cepat. “Dengan mencangkok, tanaman baru dengan ukuran besar bisa kita dapatkan dengan cepat,” kata Kadri. Caranya, kelupas atau kerat kulit batang tanaman dengan menggunakan pisau. “Panjang kulit tanaman yang dikelupas menyesuaikan dengan diameter batang tanaman. Semakin besar batang tanaman, semakin panjang batang yang harus dikelupas,” kata Kadri di depan para siswa.

Pastikan mengelupas kulit batang hingga bagian yang berkambium. “Bila pohon yang dicangkok adalah pohon pelindung, maka setelah dikelupas perlu dikering-anginkan hingga kambiumnya mengering,” tambah Kadri. Langkah selanjutnya adalah membungkus batang tersebut dengan tanah tanah basah dibalut plastik bening. “Jangan lupa diikat dengan tali pada kedua ujung plastik pembungkus. Pastikan semua bagian batang yang telah dikelupas dibungkus dengan tanah dalam plastik,” jelas Kadri sambil menunjuk display yang telah disediakan.

Ditambahkan aktivis Tunas Hijau Mochamad Zamroni bahwa cara pembiakan stek lebih mudah. “Cukup potong batang pohon yang tidak terlalu muda dan langsung ditancapkan di tanah. Maka dalam kurun waktu sekitar 2 minggu akar akan terbentuk,” lata Zamroni. Namun, tidak semua tanaman bisa distek. Sementara itu, pembiakan tanaman dengan cara generatif atau biji bisa menjadi alternatif. “Siapkan media persemaian yang berisi tanah dan kompos. Buat lubang sedalam satu ruas jari tangan dan masukkan biji yang akan disemaikan. Jangan lupa siram rutin,” terang Zamroni.

Selesai mendapat penjelasan tentang beberapa cara pembiakan tanaman, para siswa lantas melakukan praktek pembiakan tersebut. Begitu bersemangatnya para siswa itu, diantara mereka bahkan lupa sedang membawa cutter. Alhasil ada jari tangan mereka yang tergores dan mengeluarkan darah. Namun, ini tidak memadamkan semangat para siswa tersebut untuk terus mencoba cara pembiakan tanaman yang baru saja dipelajari. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *