Gerobak Pencacah Sampah Organik Keliling di RW 03 Ketintang Penilaian Hari V Surabaya Berbunga 2009
Surabaya- Kemauan warga RW 03 Kelurahan Wonokromo patut diacungi jempol. Mereka mempunyai tekad kuat merubah kampungnya menjadi bersih dan hijau. Pada awalnya, mereka masih kesulitan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan lingkungan hidup yang ada di wilayah mereka. Namun, hampir seluruh warga wilayah RW 03 Kelurahan Wonokromo sudah mendapat penyuluhan bahkan pelatihan dari beberapa kader lingkungan hidup yang memang getol dalam upaya meningkatkan kualitas lingkunga kampung mereka. Setidaknya hal itu yang dapat disimpulkan oleh Tunas Hijau ketika melakukan penilaian Surabaya Berbunga 2009 ke RW 03 Kelurahan Wonokromo Surabaya, Jumat (4/12).
Masih banyak kekurangan dari upaya tersebut, namun warga RW 03 dengan lantang menyampaikan kekurangan-kekurangan tersebut sambil sesekali menyampaikan mohon sarannya dari tim juri untuk kebaikan kampung mereka. “Meskipun kami tidak mendapat pendampingan dari Uli Peduli seperti kampung-kampung lainnya, tapi kami bertekad, kami harus bisa,” ujar salah satu kader lingkungan RW 3 Kelurahan Wonokromo.
Selain Wonokromo, tidak ketinggalan pula di RW 03 Kelurahan Ketintang Surabaya. Salah satu upaya agar warga RW 03 Kelurahan Ketintang mau memanfaatkan komposter Aerob yang sudah tersedia adalah dengan membuat Gerobak Pencacah Keliling. Gerobak ini fungsinya untuk mencacah sampah basah sebelum dimasukkan ke dalam komposter aerob. Diharapkan dengan adanya Grobak Pencacah Keliling warga tidak perlu bersusah payah memotong sayuran sebelum dimasukkan ke dalam komposter. “Semoga dengan adanya gerobak ini, warga tidak malas lagi untuk memasukkan sampah basah ke komposter tersebut,” ujar ketua RW 03 Kelurahan Ketintang.
Pada penjurian hari ini, masih ditemukan sampah yang berserakan di halaman dan di selokan. Mereka hanya mengandalkan kampung yang bersih saja dengan memperbanyak penghijauan di sekitar rumah. Sedangkan perilaku warga untuk memilah sampah di beberapa tempat masih banyak kesalahan. Bahkan para kader lingkungan terlihat hanya sibuk mempersiapkan yel-yel saja, banyak yang tidak tahu tentang apa saja yang telah dilakukan. (ren)