Ingin Menghasilkan Produk Daur Ulang Sampah Plastik Layak Jual
Siti Fatimah, ibu rumah tangga RT 06 RW 08 Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo, ialah satu diantara ibu-ibu yang ikut mendampingi anak-anaknya belajar bersama di Sanggar Kelompok Belajar Anak stren Kali Surabaya Gunungsari II, Minggu (20/12) pagi. Dua anak dan dua keponakan Fatimah ikut belajar bersama di sanggar itu. Tapi, apa yang dilakukan Fatimah berbeda dengan ibu-ibu lainnya. Di tangan kiri Fatimah nampak memegang anyaman dari sampah plastik sedotan air mineral. Di tangan kanan Fatimah nampak memegang jarum dan benang untuk anyaman.
Ketika dikonfirmasi Tunas Hijau tentang aktivitas yang sedang dilakukannya sambil menunggu anak dan keponakannya belajar bersama, Fatimah mengaku sedang menyelesaikan daur ulang sampah plastik sedotan air mineral menjadi anyaman. “Rencananya untuk taplak meja rumah,” kata Fatimah sambil menunjukkan anyaman yang telah dibuatnya. Fatimah juga nampak membawa dompet dari daur ulang anyaman sampah plastik sedotan besar berwarna merah. Dompet itu digunakan untuk menyimpan uang dan benda-benda lain seperti layaknya dompet kebanyakan ibu-ibu.
Fatimah ingin kemampuannya mendaur ulang sampah plastik itu tidak hanya untuk ketrampilan saja. “Saya tidak ingin sekedar bisa ketrampilan mendaur ulang sampah plastik jenis bungkus mi instan dan sedotan seperti ini saja. Saya juga ingin bisa menambah nafkah keluarga dari barang-barang daur ulang sampah plastik yang saya hasilkan,” kata Siti Fatimah sambil menunjukkan dompet daur ulang yang sudah jadi. “Tapi kalau dompet ini masih belum layak dijual, Mas. Bahan yang digunakan masih perlu diseleksi biar layak jual,” kata Siti Fatimah pada Tunas Hijau.
Sejak mendapat pelatihan daur ulang plastik seminggu sebelumnya, Fatimah mengaku banyak memanfaatkan waktu kosongnya di rumah untuk mengasah kemampuan daur ulang sampah plastik. “Biasanya setelah selesai memasak dan menuggu anak-anak pulang sekolah, saya melanjutkan aktivitas daur ulang yang saya dapat dari pelatihan daur ulang seminggu sebelumnya di Balai RT 6 RW 8,” kata ibu dari Afif Hadi Saputra, 8, yang tergolong aktif mengikuti belajar bersama di sanggar. (ron)