Kagum Dengan Komposter Tanam Di Kelurahan Wonorejo Penjurian 42 Besar Hari II Surabaya Berbunga 2009
Surabaya- Salah satu inovasi warga RW 2 Kelurahan Wonorejo, yaitu membuat komposter tanam, layak mendapat apresiasi. Hal ini karena upaya tersebut cukup bermanfaat terutama dalam pengolahan sampah daun yang berasal dari taman-taman warga RW 2 Kelurahan Wonorejo Surabaya. Setidaknya hal itulah yang ditemukan oleh tim juri Tunas Hijau untuk program Surabaya Berbunga – Surabaya Green & Clean 2009 2009 ketika penilaian lapangan di RW 2 Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Selasa (1/12).
Menurut salah satu warga, pembuatan komposter tanam tersebut, pada awalnya, menuai banyak keluhan dari warga. Tentang keranjang komposter pengolah sampah sisa rumah tangga yang dimiliki warga saja banyak yang mengeluarkan belatung. “Biasanya kami sampai menjemur kompos-kompos yang ada agar belatungnya mati kepanasan,” ujar salah satu ibu kader lingkungan hidup RW 2 Kelurahan Wonorejo.
Warga RW 2 Kelurahan Wonorejo juga mengembangkan kompos cair dan membudidayakan tanaman Adenium dan Sansivera (lidah mertua). Meskipun warga sudah mempunyai sarana pengolahan sampah, tetap saja sampah yang dibuang ke TPS masih belum terpilah dan dari 4 (empat) RT di RW 2 yang mengikuti program Surabaya Berbunga, ada sekitar 3 RT yang terdapat bekas-bekas pembakaran sampah.
Selain penilaian di Kelurahan Wonorejo, tim juri juga meninjau RW 5 Kelurahan Margorejo, Kecamatan Wonocolo Surabaya. Pada peninjauan di wilayah tersebut, tim juri menemukan beberapa perbedaan besar, yakni penghijauan antara 4 RT di RW 5, hanya 1 RT saja yang dirasa sangat banyak ragam tanamannya. Diantaranya TOGA, tanaman sayuran dan tanaman hias seperti Black Jamaika (sejenis gelombang cinta) dikembangkan di RT 1 RW 5 Kelurahan Margorejo. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada penilaian wilayah tersebut, karena program ini diperuntukkan bagi RW bukan RT.
Pada penilaian kali ini, RW yang banyak menarik perhatian tim juri adalah dari Kelurahan Ngagel. Hampir 4 RT yang terlibat pada program ini, semuanya memiliki upaya setara untuk menghijaukan kampung. Artinya, tidak ada perbedaan yang mencolok diantara keempatnya. Bahkan di RT 5 ada pengolahan sampah kertas semen yang didaur ulang menjadi tas dan rompi yang eksotis dan bernilai jual tinggi. Meskipun sebenarnya kekuatan dari tas itu untuk menampung beban berat belum teruji. (det)