Manfaatkan Liburan Sekolah, SDN Claket I Gelar Kemah LH

Pacet- Kegiatan berkemah di sekolah-sekolah dasar pada waktu liburan umumnya diisi dengan penjelajahan, halang rintang, tali-temali dan sejenisnya. Namun bagi SDN Claket I Pacet,  kegiatan-kegiatan tersebut tidak berlaku lagi. Hal ini terlihat dari berbagai aktifitas Kemah Lingkungan Hidup dalam rangka liburan sekolah, Senin-Selasa (11-12/1). Kemah Lingkungan Hidupini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan di sekolah dasar yang menjadi binaan Tunas Hijau.

Sesuai dengan tema perkemahan yaitu Back to Nature, 87 peserta perkemahan yang siswa kelas tiga hingga kelas enam SDN Claket I diajak untuk lebih mengenal tindakan-tindakan ramah lingkungan hidup lewat aktifitas yang menyenangkan. Salah satunya adalah kegiatan memasak bersama. Uniknya, kegiatan memasak ini menggunakan sayur-sayuran organik yang mereka tanam di kebun sekolah beberapa bulan sebelumnya.

Tak ayal lagi, berbagai kesibukan seperti mengiris, mengulek bumbu, dan merajang sayur mewarnai pelaksanaan kegiatan ini. “Kalau kita menanam sayuran sendiri kan tidak perlu membeli dari tempat lain. Perilaku ini membuat kita lebih hemat secara materi dan tidak menghasilkan polusi dari transportasi yang dilakukan, karena sayurnya tidak diangkut dengan kendaran bermotor,” ungkap Bambang Panji, siswa kelas IV ketika ditanya manfaatmemasak sayuran organik yang ditanam sendiri.

Salah satu kegiatan unik lainnya adalah kompetisi permainan tradisional. Dalam kompetisi ini seluruh peserta dibagi menjadibeberapa kelompok kecil untuk melaksanakan berbagai permainan tradisional. Permainan tersebutdiantaranya, dakonan, eggrang, gobak sodor dan lompat tali. Sebelum pelaksanan lomba, seluruh peserta mendapatkan penjelasan dari aktifis Tunas Hijau tentang pengurangan emisi karbon penyebab utama pemanasan global lewat aktifitas permainan tradisional.

Dalam penjelasan pengurangan emisi ini, peserta diajak bercerita bagaimana sebuah peralatan bermain di buat. “Mana yang lebih ramah lingkungan hidup, permaianan lari eggrang yang dibuat dari bambu, atau permainan  play station yang memerlukan listrik, logam dan plastic?” tanya aktivis Tunas Hijau Saiful. Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti inilah yang seringkali harus dilontarkan untuk memancing agar anak-anak berani  beropini.

“Meskipun satu opini kadang harus ditebus dengan beberapa hadiah kecil,” lanjut Saifullah aktifis Tunas Hijau yang bertugas memberikan penjelasan kepada peserta. Dipaparkan Saiful lebih lanjut bahwa sangat penting memberikan pemahaman tentang pengurangan emisi karbon kepada anak-anak lewat tindakan nyata yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, pengurangan emisi karbon yang dapat dilakukan lewat aktifitas bermain.

Di akhir kegiatan perkemahan, seluruh peserta melakukan penanaman pohon di halaman belakang sekolah. Lebih dari 90 bibit tanaman jenis Suren, Nyamplung, Mahogany, Duren, Alpukat dan Kopi di tanam peserta pada lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 30 derajat ini. Setiap bibit tanaman diberi nama sesuai dengan nama siswa yang menanam.

“Gemar menanam sangat pentingdilakukan sejak dini, mengingat lokasi sekolah yang berada di dataran tinggi ini rawan terhadap berbagai bencana lingkungan, misalnya lanah longsor, banjir bandang dan lain-lainnya,” papar Fathoni Akson, guru SDN Claket I saat pelaksanaan penanaman bibit pohon. Lebih lanjut di ungkapkan Fathoni Akson, bahwa kegiatan menanam bibit pohon adalah kegiatan tahunan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh siswa SDN Claket I Pacet, Mojokerto. (gen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *