Martin dan Wenjun Peragakan Cara Menangkap Air Hujan Dengan Mengompos Sampah Organik Sekaligus
Situbondo- Sekitar 30 siswa berkerumun di salah satu sudut lapangan SMK Negeri 1 Panji Situbondo, Selasa (26/1) siang. Para siswa itu nampak serius mendengarkan penjelasan Martin Benda, pemuda berkebangsaan Republik Ceko, mahasiswa S2 University of Queensland, Brisbane, Australia tentang cara menangkap air hujan dan mengolah sampah organik dengan satu cara yang sama. Yaitu dengan membuat lubang resapan Biopori. Siang itu Martin ditemani Wenjun Xia, pemuda berkebangsaan China yang sedang menyelesaikan pendidikan S2 di University of Technology of Sydney, Australia.
Dijelaskan Martin bahwa seiring berjalannya waktu, jumlah lahan kosong untuk penyerapan air hujan semakin berkurang. Demikian juga dengan jumlah pepohonan. “Sedangkan kemampuan lahan kosong yang tersisa untuk penyerapan air hujan semakin berkurang, karena kepadatan tanah yang tinggim” tambah Wenjun Xia, gadis asal China. Caranya mudah, cukup buat lubang dengan diameter antara 10-15 cm dengan menggunakan bor sumur hingga kedalaman sekitar 1 meter. Lubang yang ada lantas diisi dengan sampah organik yang dipadatkan.
Martin Benda dan Wenjun Xia adalah dua mahasiswa asing yang sedang magang di Tunas Hijau. Martin dan Wenjun sengaja diajak berkegiatan lingkungan hidup selama seminggu ini di SMK Negeri 1 Panji oleh Tunas Hijau. “Harapannya, Wenjun dan Martin bisa menggairahkan pendidikan lingkungan hidup yang melibatkan secara aktif para siswa dan segenap warga sekolah yang ada. Tidak hanya di SMK Negeri 1 Panji, tetapi juga bisa menular ke banyak sekolah lainnya di Situbondo,” kata Bram Azzaino, aktivis senior Tunas Hijau yang menyertai Wenjun dan Martin.
Selama beberapa hari tinggal di Situbondo dan berkegiatan lingkungan hidup di SMKN 1 Panji Martin dan Wenjun merasa kerasan. Mereka kerasan tidak hanya oleh keadaan sekolah yang bersih, hijau dan nyaman untuk berkegiatan, tapi juga keramahan para guru dan siswa sekolah yang beralamat di Jalan Gunung Arjuno 17 Situbondo ini. Setelah beberapa hari di SMKN 1 Panji dan merasakan lezat dan bergizinya makanan dan minuman yang dibuat oleh para siswa, Martin bahkan meminta untuk tidak kembali ke Surabaya dan ingin sebulan berkegiatan di sekolah ini. “Saya tidak usah kembali ke Surabaya. Saya ditinggal di sekolah ini saja, Bram,” kata Martin pada Bram Azzaino sesaat setelah makan siang. (ron)