Seni Kolase di SDN Babat Jerawat, Taman UKS di SDN Kandangan I
Sambutan meriah diberikan kepada rombongan tim penilai program Adiwiyata atau Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Hidup Kota Surabaya ketika bentandang ke SDN Kandangan I Surabaya, Senin (18/01). Sebelum memasuki halaman SDN Kandangan I Surabaya, tim juri yang terdiri dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Lingkungan Hidup dan Tunas Hijau disambut oleh tim yel-yel SDN Kandangan I Surabaya.
Memasuki halaman sekolah, tim juri tidak langsung dapat memantau kondisi lapangan SDN Kandangan I Surabaya mengingat berbagai atraksi lainnya telah disiapkan oleh para siswaSDN Kandangan I Surabaya. Diantara atraksi itu adalah semaphore dari ekstrakurikulerPramuka, tari remo, senam lalu lintas kreasi SDN Kandangan I surabaya dan paduan suara menyambut kedatangan tim juri tersebut.
Selama penjurian lapangan SDN Kandangan I Surabaya, tim juri menemukan beberapa keunggulan dan kekurangan dari SDN Kandangan I Surabaya. Keunggulannya adalah ada taman lalu lintas yang tertata, taman toga dengan jenis tanaman yang lebih banyak dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang memang dimotori oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa yang menjadi petugas UKS menjawab pertanyaan dari tim juri seputar kesehatan.
Dari sekian keunggulan tersebut ada beberapa hal yang kurang dari SDN Kandangan I Surabaya, diantaranya penataan tanaman dalam pot yang ada di halaman sekolah kurang tertata dengan rapi. Halaman SDN Kandangan I Surabaya juga terasa panas mengingat luas halaman tidak diimbangi dengan banyaknya pohon peneduh yang berukuran besar. Terhitung hanya ada sekitar 6 pohon berukuran sedang yang mengelilingi halaman sekolah.
Lain halnya dengan penilaian tim juri di SDN Babat Jerawat I Surabaya, sekolah yang terletak di jalan Raya Babat Jerawat I Surabaya tersebut menampilkan pameran proyek atau inovasi siswa. Diantaranya pembuatan kolase gambar yang terdiri dari berbagai macam,yakni dari kulit bawang, kolase dari beras dan kolase dari rautan pensil. Selain menampilkan pameran kolase gambar, siswa juga melakukan demo cara pembuatan minuman kesehatan dari bunga rosela dan sinom.
Menurut Kepala SDN Babat Jerawat I Surabaya Sri Soepartini, tantangan terbesar yang dihadapi sekolahnya untuk menjadi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup adalah kesadaran warga sekolah tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup di sekolah. ”Kami sudah melakukan upaya bertahap untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Mulai dari workshop yang diadakan sekolah, mengikuti kegiatan-kegiatan lingkungan dan lain sebagainya telah dilakukan. Alhamdulillah, meskipun hasilnya masih belum banyak, tetapi setidaknya kami menuju ke arah tersebut,” ujar Sri Soepartini saat pemaparan sekolah di depan tim juriAdiwiyata. Selain SDN Kandangan I dan SDN Babat Jerawat I Surabaya, tim juri jugamemantau lapangan SMA Wijaya Putera yang juga terletak di wilayah Surabaya Barat.(det)