100 Siswa SMA se Surabaya Ikuti Dua Hari Pelatihan Lingkungan Hidup
Pemanasan global dan dampaknya perubahan iklim menjadi isu nomor satu abad ini. Isu ini menjadi perhatian khusus negara-negara di seluruh dunia. Berbagai dampak dari pemanasan global tersebut dapat dirasa saat ini, contohnya semakin panasnya udara yang saat ini dirasakan oleh warga Surabaya khususnya pada saat siang hari. Berbagai upayapun dilakukan dalam mengkampanyekan isu pemanasan global tersebut. Salah satunya menjadikan isu tersebut menjadi salah satu materi yang diberikan pada saat pelatihan lingkungan hidup bagi 100 pelajar SMA se Surabaya, Sabtu-Minggu (13-14/2).
Pelatihan ini digelar di PPLH Seloliman, Trawas, Mojokerto. Selama dua hari, seratus pelajar SMA dari 50 sekolah di Surabaya digembleng untuk menjadi agen-agen penyelamat lingkungan hidup untuk sekolah maupun Kota Surabaya. Sebagian peserta menyimpulkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka karena lewat pelatihan ini mereka mendapatkan tambahan pengetahuan tentang lingkungan hidup dari berbagai narasumber, diantaranya Tunas Hijau.
Kegiatan tersebut diawali dengan pembukaan yang digelar di ruang sidang wali kota Surabaya. Pada sesi tersebut, kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya Togar Arifin Silaban berpesan untuk memanfaatkan waktu pelatihan yang singkat dengan menyerap segala informasi yang disampaikan oleh para narasumber. Sesaat setelah sesi pembukaan tersebut selesai, seratus pelajar yang sudah dibagi menjadi 4 kelompok besar tersebut bergegas memasuki 2 bus yang siap mengantarkan mereka menuju PPLH Seloliman, Mojokerto. Sepanjang perjalanan yang terlihat hanyalah ekspresi peserta yang penuh tawa dan semangat tinggi.
Tepat pukul 10.30 wib, bus yang membawa rombongan peserta pelatihan tiba di PPLH Seloliman, Mojokerto. Meskipun perjalanan yang ditempuh lumayan jauh, namun tidak nampak sedikitpun rasa lelah yang muncul dari raut muka peserta pelatihan. Bahkan beberapa peserta terlihat berlari tidak sabar ingin segera melihat lokasi pelatihan. Sesampai di lokasi, terlebih dahulu peserta mengikuti sesi perkenalan dengan pemandu dari PPLH.
Pelatihan 2 hari tersebut, melibatkan beberapa narasumber yakni dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tentang pengolahan sampah, Dinas Pertanian Kota Surabaya tentang pertanian organik, Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya tentang sumber-sumber kerusakan Ozon dan sekolah ramah lingkungan hidup, PPLH membahas tentang pendidikan lingkungan hidup, Tunas Hijau tentang upaya menghambat lajunya perubahan iklim dan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono tentang peran Pemerintah Kota Surabaya dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup.
Tunas Hijau dengan 5 aktivisnya Akbar Wahyudono, Anggrian Permana, Afif Amrullah, Narendra dan Adetya Firmansyah mendapat kesempatan menyampaikan materi pada sesi malam hari, yakni setelah makan malam. Pada kesempatan tersebut, Tunas Hijau yang dimotori oleh Akbar Wahyudo menjelaskan permasalahan tentang pencemaran air. Menurut Akbar Wahyudono, sumber pencemaran air diantaranya adalah limbah rumah tangga seperti deterjen, sisa makanan dan juga pestisida pertanian. Hal ini diperparah dengan pabrik-pabrik yang dengan sengaja membuang limbah cair sisa produksi ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
Lain lagi dengan materi yang disampaikan oleh Anggrian Permana, aktivis Tunas Hijau dari SMA Negeri 11 surabaya tersebut menyampaikan permasalahan seputar polusi udara. Berbagai informasi dan fakta dikemukakan oleh Anggrian di depan peserta pelatihan. “Guna mencegah semakin banyaknya polusi udara yang muncul akibat aktifitas manusia, sudah seharusnya kita mencegah hal itu. Caranya mudah, diantaranya dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan listrik. Penggunaan ini berdampak pada pengeluaran emisi gas buang,” jelas Anggrian.
Pada akhir kegiatan, didiskusikan komitmen peserta pelatihan tentang rencana kegiatan lingkungan di masing-masing sekolah. Salah satunya membuat tim lingkungan di masing-masing sekolah dengan membuat program lingkungan yang mengarah pada Sekolah Adiwiyata. “Kami bertekad menambah jumlah Sekolah Adiwiyata di Surabaya, kami akan berusaha mewujudkan komitmen ini meskipun tidak mudah,” ujar salah satu peserta kegiatan.(det)