Kampanye Bebaskan Bantaran Sungai Dari Sampah, Peringatan Hari Air Sedunia
Mojokerto- Peringatan hari air sedunia 22 Maret diperingati dengan berbagai cara oleh banyak kalangan. Diantaranya anak-anak di Rumah Baca Sampoerno di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, salah satu rumah baca mitra Tunas Hijau. Kegiatan yang dilaksanakan Minggu (21/03) pagi diikuti oleh sekitar tiga puluh anak yang berdomisili di sekitar rumah baca itu. Pada kegiatan ini, anak-anak ini terlihat memunguti sampah yang banyak teronggok di bantaran sungai, tidak jauh dari lokasi mereka belajar. Kurang dari dua jam, puluhan karung yang disediakan sudah terisi oleh sampah. Selanjutnya, sampah-sampah ini dibawa ke pembuangan sementara yang terletak 6 kilometer dari lokasi.
“Biasanya, sampah-sampah ini di buang begitu saja di pinggiran sungai. Jika musim kemarau tiba, tidak jarang sampah-sampah ini dibakar. Padahal air sungai ini berfungsi sebagai saluran irigasi dan tidak jarang pula digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga, mandi dan cuci pakaian,” ungkap Triani Chandra, pengelola Rumah Baca. Sampah-sampah ini berasal dari penduduk yang banyak tersebar di sekitar bantaran sungai. Ini di sebabkan Dusun Tameng, Desa Padi, Kecamatan Gondhang belum memiliki sistem pengangkutan sampah.
Meski melelahkan, anak-anak tetap ceria dalam berkegiatan. Ini terlihat dari beberapa ungkapan dari anak-anak tersebut. Diaz misalnya, siswa kelas V SDN Padi ini mengaku sebenarnya capek. “Saya capek, tapi saya senang bisa bersih-bersih bareng teman-temannya. Lain Diaz lain juga pendapat Fitri. Siswi kelas VII SMPN I Gondhang ini mengungkapkan awalnya keliatan menjijikkan, apalagi bila menemukan sampah non organic yang bercampur dengan sampah yang sudah membusuk. “Kalau ketemu sampah yang sudah membusuk dan bau, kami ambil dengan kayu sambil menutup hidung. Tapi kalau sampah non plastik, ya diambil pake tangan,” ungkap Fitri.
Selain bersih-bersih bantaran sungai, kegiatan ini juga diselingi dengan kampanye tentang pentingnya menjaga kelestarian air. Sepanjang perjalanan berangkat menuju sungai dan sebaliknya, anak-anak ini membawa berbagai macam poster yang berisikan berbagai himbauan tentang pelestarian air. Salah satu dari poster tersebut berbunyi “Stop Pencemaran Air, Jangan Lagi Buang Sampah Ke Sungai!!” Tak pelak lagi, tingkah anak-anak ini menjadi tontonan pengguna jalan.
Kegiatan bersih-bersih ini dilaksanakan sebagai salah satu rencana tindak lanjut, yang sebelumnya selama satu bulan anak-anak belajar berbagai hal tentang pelestarian air yang menjadi tematik kegiatan untuk Februari hingga Maret. Selama belajar tentang pelestarian air, anak-anak ini diajak melakukan observasi tentang penyebab pencemaran air, dilanjutkan dengan pengenalan dampak-dampak pencemaran air dan penyusunan rencana tindak lanjut.(gen)