Peringati Hari Air Sedunia, SDN Petemon 13 Gelar Video Conference Tentang Air Dengan SD Seiko Jepang
Surabaya- Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Air Sedunia 22 Maret. Bisa bersih-bersih sungai atau pembuatan instalasi penjernihan air kotor. Bisa dengan pembuatan karya puisi, karangan atau poster tentang pentingnya penghematan air oleh seluruh siswa. Bisa juga dengan melakukan penanaman pohon atau kampanye penghematan air di pusat keramaian. Namun, kegiatan yang dilakukan Sekolah Adiwiyata Nasional SDN Petemon 13 Surabaya tergolong jarang dilakukan sekolah lain. Sekolah mitra Tunas Hijau ini melakukan video conference dengan sister schoolnya yang di Jepang, SD Seiko, Jepang, Jumat (19/3) pagi. Temanya tentang penggunaan air di negara masing-masing.
SDN Petemon 13 mendapat kesempatan pertama untuk melakukan presentasi. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Nanda, Anggi, Ricky, Dewi Umaya, dan Andri. Mereka adalah anggita tim lingkungan hidup sekolah yang berlokasi di Jl. Simo Sidomulyo XI/7 Surabaya itu. Dalam presentasinya mereka menjelaskan tentang penggunaan air di sekolah mereka. Mereka juga menjelaskan keberadaan sungai yang membelah kota dan menjadi ikon warga Kota Pahlawan Surabaya, yaitu Kalimas. Media yang mereka gunakan untuk presentasi adalah sket gambar yang telah mereka buat.
“Saya memiliki kebiasaan yang baik dalam menghemat air bersih. Kebiasaan ini saya lakukan di sekolah, rumah, dan dimana pun saya berada. Kebiasaan yang saya maksud adalah ketika minum air, jika ada sisa, maka saya tidak akan membuangnya begitu saja ke selokan atau ke jalan. Saya akan menyiramkan air sisa minum itu ke tanaman atau tanah di sekitar saya. Tidak hanya air putih, tapi juga minuman lainnya,” ujar Anggi kepada sekitar 25 siswa SD Seiko di Jepang. Perbuatan ini, menurut Anggi, bisa menghemat air bersih.
Selesai presentasi dari SDN Petemon 13, giliran siswa SD Seiko yang melakukan presentasi. Mereka terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama membahas tentang proses terjadinya hujan asam. Kemudian tim kedua dari SD Seiko membahas tentang kondisi air yang ada di Jepang. “In my country, just one month rain season. From 1 June until 30 June (Di negaraku, musim hujan hanya berlangsung selama 1 bulan, 1 Juni – 30 Juni),” ucap salah seorang siswa SD Seiko Jepang yang juga menggunakan sket gambar.
Berbagai pertanyaan pun disampaikan para siswa SDN Petemon 13 Surabaya seusai presentasi para siswa SD Seiko Jepang. Diantara pertanyaan itu disampaikan Vian, siswa kelas 5 anggota tim lingkungan hidup. Dia menanyakan kondisi Sungai di Jepang. ”Apakah sungai di Jepang, air sungainya dapat diminum atau tidak?” tanya Vian. Ternyata kondisi sungai di Jepang lebih bersih daripada di Indonesia. Tetapi ada juga sebagian sungai di Jepang yang kondisinya masih kotor. “Sungai kotor di Jepang sangat sedikit,” ujar salah seorang siswa SD Seiko yang juga menjawab dengan menggunakan media gambar.
Pada sesi terakhir siswa SD Petemon menunjukkan mural bertema lingkungan hidup kepada para siswa SD Seiko. Mural berukuran standar internasional, 1,5 x 3,6 meter, ini sangat spesial. Separuh mural itu telah diselesaikan para siswa SD Seiko di Jepang. Separuhnya diselesaikan para siswa SD Petemon 13. Pada separuh mural tersebut, siswa Petemon menggambar kondisi alam di Jepang dan beberapa ikon Jepang. “Di mural ini kami menggambar gunung Fuji dan pemandangan alam Jepang yang kami imajinasikan. Kami juga menambahkan menara Tokyo, sungai, hutan, bunga sakura sebagai hiasannya,” ujar Vian. Mural yang mereka buat mendapat applause yang sangat meriah dan ucapan hebat dari para siswa SD Seiko Jepang. (bar/ron)