Aksi Penolakan Disampaikan Melalui Pantun, Puisi Dan Parikan

Surabaya- Perjuangan Aktivis Tunas Hijau untuk memberikan dukungan kepada pemerintah kota Surabaya agar tetap mempertahankan Taman Flora Bratang terus berlanjut. Aksi dukungan ini dilakukan dengan berbagai cara. Selain kampanye dengan menggunakan patung manekin sebagai maskot, aksi juga diwarnai dengan pembagian angket kepada pengunjung yang bertema “Setujukah Anda Bila Taman Flora Dialihfungsikan?”. Aksi ini dilaksanakan Kamis (29/4) di Taman Flora Bratang.

Atas angket yang dibagikan, respon beragam pun didapat dari pengunjung. Dari 700 angket yang dibagikan 100% menyatakan pro atau tidak setuju jika Taman Flora Dialihfungsikan. Menurut pengunjung jika taman flora dialihfungsikan maka tempat rekreasi gratis dan tempat pembelajaran gratis untuk putra- putri mereka bakal tidak ada lagi. Hasil poling angket ini akan dijadikan bahan laporan kepada pemerintah kota Surabaya beserta hasil observasi keanekaragaman hayati yang dilakukan puluhan siswa dari beberapa SMP sehari sebelumnya.

Angket yang dibagikan kepada pengunjung bukan hanya berisi opini saja. Tunas Hijau – kids & young people do actions for a better earth, juga mengadakan aksi pembuatan pantun, puisi dan parikan khas Surabaya. Menurut aktivis muda Tunas Hijau Anggrian Permana aksi ini adalah bagian dari aksi protes para pengunjung. “Aksi pembuatan pantun, puisi dan parikan ini adalah bagian aksi protes para pengunjung Taman Flora Bratang, jika Taman Flora sampai dialihfungsikan. Kami melakukan protes secara damai, tidak dengan cara kekerasan,” kata Anggrian Permana.

Alhasil meski Taman Flora hari ini sepi, namun pengunjung sangat berantusias membuat pantun, puisi dan parikan. Sedikitnya terkumpul 18 karya diantaranya 4 puisi 8 pantun dan 6 parikan yang isinya mendukung agar Taman Flora tidak dialihfungsikan dan tetap dijaga kelestariannya. (asep)