Green Club SD Al Muslim Amati Biodiversity Sekitar Sekolah
Sidoarjo- Banyak satwa yang punah karena tidak mendapatkan tempat yang nyaman untuk hidup. Seperti kumbang dan kupu-kupu yang dulu sangat dijumpai. Namun, kedua jenis satwa tersebut, saat ini, menjadi susah untuk didapati hidup dengan bebas. Hal ini diantaranya disebabkan semakin sedikitnya pepohonan yang hidup dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi. Pada lanjutan pembelajaran lingkungan hidup SD Al Muslim Wadungasri bersama Tunas Hijau, 23 siswa yang tergabung dalam Green Club melakukan observasi di kebun sekolah mereka Sabtu (17/4) pagi.
Pada observasi itu, para siswa diminta melakukan pengamatan selama 60 menit. ”Waktu pengamatan kita adalah 60 menit. Yang harus dilakukan pada pengamatan ini adalah mencatat sebanyak mungkin jenis satwa yang hidup bebas di komplek kampus Al Muslim Wadungasri,” kata pemandu dari Tunas Hijau Akbar Wahyudono saat pengarahan pada segenap anggota Green Club yang ikut serta. Para siswa juga diminta mengamati perbedaan pada setiap satwa yang ditemui. ”Misalnya ada beberapa kupu-kupu dengan tampilan warna yang berbeda, maka masing-masing perbedaan harus diamati,” lanjut Akbar.
Selama melakukan observasi, para siswa yang tergabung Green Club SD Al Muslim Wadungasrisangat riang. Keseriusan dan semangat mereka untuk mendapatkan hasil yang banyak nampak dari tingkah laku mereka. Hal ini seperti yang dialami oleh Syadad, Afif, Bagas dan beberapa teman mereka. Mereka berlari dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan semakin banyak jenis satwa yang bisa diamati dan dicatat. Sesaat setelah satwa yang menjadi target nampak jelas untuk diamati, mereka melanjutkan dengan menulis ciri-ciri dan menggambar sketsa bentuknya.
”Saya sangat senang bisa melakukan observasi biodiversity atau keanekaragaman hayati dengan teman-teman di sekolah. Sebelum pengamatan dilakukan, saya hanya sering melihat kupu-kupu, burung dan kumbang saja, ternyata masih banyak jenis satwa yang hidup bebas di sekitar sekolah,” ujar Bagas ketika berbincang-bincang dengan aktivis Tunas Hijau di sela-sela observasi. Setelah batas waktu yang diberikan habis, anak-anak yang terlibat pengamatan berkumpul di gazebo kebun sekolah. Di gazebo itu, mereka berbagi tentang hasil pengamatan yang telah dilakukan.
“Kak Akbar, aku berhasil mencatat 30 jenis satwa yang aku lihat. Aku tadi juga melihat kupu-kupu yang berwarna hitam kecoklatan dengan bintik putih. Kupu-kupu itu Nampak inggap di dekat pintu masuk sekolah,” celetus Syadad, siswa kelas 5A, ketika membacakan hasil pengamatan di depan anggota Green Club yang mengikuti pengamatan. Sementara itu, pada pembelajaran lingkungan hidup selanjutnya, para anggota Green Club akan diajak mengamati serangga. “Caranya, kita akan menangkap serangga itu dan mengamatinya dari dekat,” kata Akbar Wahyudono. (*)