Siswa SDN Kandangan I Belajar Keanekaragam Hayati Dan Mendapat Kunjungan Pejabat Deplu Amerika Serikat
Surabaya- Pembinaan lingkungan hidup bersama Tunas Hijau di SDN Kandangan I Surabaya Senin (12/4) pagi hingga sore, terasa sangat istimewa. Keistimewaan ini tidah hanya disebabkan oleh topik yang dipelajari, yaitu keanekagaraman hayati, pengomposan dan perubahan iklim. Namun, juga karena ada tamu khusus pejabat Department of States (Departemen Luar Negeri Amerika Serikat) yang bergabung. Pejabat itu adalah program officerInternational Visitor Charles B. Kellet, yang berkantor di ibukota Amerika Serikat Washington, D.C.
Charles datang ke sekolah nominasi Sekolah Adiwiyata Nasional siang itu dengan ditemani staf Humas Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya Esti Durahsanti. Begitu sampai di sekolah mitra Tunas Hijau, Charles dan Esti langsung melakukan dialog dengan beberapa guru tentang pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan di sekolah itu. “Saya suka sekolah ini karena ada banyak pepohonan yang sudah tumbuh besar,” ungkap Charles tentang kesan pertamanya di SDN Kandangan I.
Selesai berdialog dengan pimpinan kepala sekolah dan beberapa guru, Charles selanjutnya bergabung dengan para siswa dan Tunas Hijau pada aktivitas pembuatan lubang resapan biopori. “Saat ini siswa sedang melakukan pembuatan lubang resapan biopori. Tujuannya, untuk mengompos sampah organik, menambah unsur hara tanah dan juga memperbanyak penyerapan air hujan,” kata aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni sambil memeragakan cara pembuatannya. Charles pun ikut memeragakan pembuatan biopori itu.
Selesai bergabung dengan pembuatan biopori, Chales selanjutnya meninjau pusat kegiatan daur ulang sampah non organik SDN Kandangan I. Di pusat daur ulang ini, Charles dihadang sekelompok siswa sekolah itu yang membawa piring atau tempat makan dari rumah. “Seluruh siswa SDN Kandangan I diharuskan membawa piring dan gelas sendiri dari rumah. Tujuannya mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan di sekolah,” ungkap salah satu siswa. Mendengar penjelasan sekelompok siswa itu, Charles menyatakan salut. “Saya juga selalu membawa piring di kantor saya di Amerika Serikat,” kata Charles.
Dialog bersama siswa kelas 4 dan 5 menjadi kegiatan terakhir Charles setelah melihat dari dekat taman obat keluarga yang berada di sudut depan sekolah. Pada dialog itu, isu lingkungan hidup dan beberapa hal tentang Amerika Serikat serta Indonesia menjadi bahasan. Aneka pertanyaan pun dilontarkan oleh para siswa itu. “Apakah di Amerika Serikat ada polusi udara seperti di Indonesia?” tanya salah satu siswa. Dijawab Charles bahwa di Amerika Serikat juga banyak polusi udara. “Di Amerika Serikat ada banyak kendaraan bermotor dan pabrik yang tentunya banyak menghasilkan polusi udara,” jawab Charles
Sementara itu, Xindy Imey Pratiwi, siswa kelas 5 SDN Kandangan I Surabaya menyatakan kegembiraannya mengikuti pembelajaran lingkungan hidup pagi itu. Menurut Imey, dia tidak pernah mengamati secara langsung bahwa sekolah yang beralamat di Jl. Kandangan 28-30 Surabaya itu juga menjadi tempat hidup banyak flora dan fauna. “Saya kaget setelah diajak dari dekat oleh Kakak-Kakak Tunas Hijau melakukan pengamatan tentang flora dan fauna yang hidup bebas di sekolah kami. Ternyata ada banyak flora dan fauna yang hidup bebas,” ungkap Imey.
Menurut hasil pengawamatan Imey dan teman-temannya, hewan-hewan yang hidup bebas di sekolah Imey itu beraneka macam. Ada yang bersayap atau bisa terbang seperti walang, kumbang, burung dan jupu-kupu. Ada fauna yang bisa terbang sekaligus menghasilkan madu yang banyak digunakan manusia, yaitu lebah. Ada fauna yang memiliki kaki banyak, yaitu ulat dengan beberapa spesiesnya. Ada juga jenis cacing tanah, bekicot dan jenis satwa lainnya. “Masing-masing satwa itu ternyata memiliki tempat hidup masing-masing. Seperti lebah yang tidak akan berada jauh dari bunga dengan putik dan benangsarinya,” jelas Imey.
Selesai melakukan observasi keanekaragaman hayati di sekolah, seluruh siswa kelas 5 yang terlibat lantas diminta melakukan pemilahan sampah yang menurut jenisnya, yaitu kertas, plastik dan organik. Satu per satu tempat sampah menjadi sasaran pemeriksaan yang mereka lakukan. Sampah organik yang telah terkumpul selanjutnya diolah menjadi kompos menggunakan tong komposter yang berada di sudut depan sekolah. Tidak sedikit juga sampah organik yang mereka gunakan untuk ditanam pada lubang resapan biopori yang mereka buat seketika itu juga. (roni)