Siswa SMP YPJKK Buat Mekanisme Pengelolaan Sarana Pembelajaran Lingkungan Hidup Di Sekolah

Mimika- Ericha Monica Mongdong, siswa kelas 7B SMP Yayasan Pendidikan Jayawijaya Kuala Kencana dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa selama ini Jungle Trackyang dikelola oleh sekolahnya kurang optimal. Di Jungle Track itu masih sering dijumpai sampah non organik berserakan. “Di Jungle Track yang kita kelola harus ditambah beberapa tempat sampah untuk mencegah semakin banyaknya orang yang membuang sampah sembarangan,” kata Erika yang didampingi 7 orang rekan tim Jungle Track saat presentasi di depan pimpinan yayasan dan sekolah mereka, Selasa (27/4).  

Disebutkan Erika bahwa di Jungle Track itu selama ini memasang satu jenis papan himbauan di kedua sisi pintu masuk. Papan himbauan itu hanya anjuran agar tidak melewati track itu sendirian, melainkan minimal dua orang atau lebih. “Sedangkan himbauan atau peraturan lainnya tidak terpasang di Jungle Track itu. Seperti misalnya larangan merusak tanaman yang ada, larangan membuat jalan tikus yang baru, dan larangan menggunakan Jungle Track untuk berpacaran,” tambah Monica.

Tim Jungle Track juga menghimbau agar setiap kelas minimal sekali setiap bulan melakukan aktivitas pembelajaran di Jungle Track. Pembelajaran itu tidak harus pada saat pelajaran pendidikan lingkungan hidup, namun bisa pada pelaksanaan pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia dan pelajaran lainnya. “Selanjutnya, kita harus mengoptimalkan Jungle Track itu sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Tidak hanya menggunakan Jungle Track untuk pembelajaran lingkungan hidup saja. Tapi bisa juga untuk semua pelajaran lainnya,” jelas Gibrail Chartenz Manorek, yang juga ketua OSIS SMP YPJKK.

Sementara itu, Jungle Track adalah salah satu fasilitas pembelajaran lingkungan hidup yang dimiliki oleh SMP YPJ Kuala Kencana (SMP YPJKK) Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Jungle Track merupakan kawasan hutan yang berdekatan dengan SMP YPJKK. Hutan ini adalah jenis hutan alami. Bedanya pada jalan setapak yang menghubungkan sekolah dengan kawasan lainnya dilakukan modifikasi. Modifikasinya tentu tidak menyebabkan hutan itu menjadi rusak. Melainkan mempertegas track atau jalan pada setapak yang sudah ada.

Uniknya, pada pepohonan besar yang hidup di jalur track diberi label nama tanaman. Untuk jenis tanaman yang sama hanya diberi satu label saja. Nama yang tulis adalah nama latin dan nama lokal (bagi tanaman yang telah diketahui nama lokalnya). Totalnya ada 32 jenis tanaman yang hidup di kawasan itu. Semuanya tumbuh alami dengan kerapatan yang sangat tinggi. Dengan kerapatan seperti itu, orang jadi kurang leluasa bila harus berjalan menerobos pepohonan di kawasan hutan itu.

Tidak hanya tim Jungle Track yang melakukan presentasi tentang mekanisme pengoptimalan fasilitas pembelajaran lingkungan hidup yang dimiliki sekolah. Ketiga tim lainnya juga bergantian melakukan presentasi. Ketiga tim lainnya itu adalah tim Nursery atau Green House atau rumah pembibitan, tim taman kelas dan tim  sampah. Masing-masing anggota tim itu adalah siswa perwakilan semua kelas 7 dan 8 SMP YPJKK. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *