100 Siswa Perwakilan 50 SD Surabaya Sepakat Menggunakan Piring & Gelas Sendiri Saat Makan Minum Di Sekolah
Mojokerto- Membawa piring dan gelas sendiri ke sekolah adalah komitmen utama para peserta yang disepakati pada akhir pelatihan lingkungan hidup di Ubaya Training Center, Desa Samiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Tujuannya, mengurangi sampah plastik yang dihasilkan saat makan dan minum siswa di sekolah. Poin itu disepakati sekitar 100 peserta perwakilan 50 sekolah dasar pada sesi yang dipimpin oleh aktivis Tunas Hijau, Minggu (16/5), beberapa saat sebelum penutupan pelatihan yang dilaksanakan sejak sehari sebelumnya.
Tidak mudah merumuskan satu poin utama komitmen lingkungan hidup itu. Penyebabnya, hampir setiap peserta memiliki usulan komitmennya masing-masing untuk dilaksanakan setelah pelatihan itu. Tidak semua usulan komitmen yang disampaikan peserta sederhana dan jelas. Banyak yang mengusulkan komitmen yang tidak terukur, tidak jelas indikatornya dan butuh dukungan banyak orang untuk merealisasikannya. Seperti usulan melakukan operasi semut (memungut sampah) di sekolah dan mencintai lingkungan sekitar. Maklum, namanya juga anak-anak sekolah dasar.
Namun, usulan komitmen yang sederhana dan jelas dampaknya juga tidak hanya satu. Selain usulan membawa gelas dan piring sendiri di sekolah, usulan komitmen lainnya adalah mengganti lampu dop dengan lampu neon/spiral, jalan kaki ke sekolah atau walk to schooldan tidak menggunakan kantong plastik. Ada juga usulan membuat lubang resapan biopori bersama keluarga, daur ulang sampah non organik dan menghindari 5 P (pengenyal, pengawet, penyedap, pewarna, pemutih, pemanis) pada makanan/minuman.
Setelah melalui diskusi panjang yang seolah tidak akan ada ujungnya, para peserta sepakat untuk melakukan komitmen lingkungan hidup bersama, yaitu menggunakan piring khususnya gelas sendiri saat makan dan minum di sekolah. Sementara itu, pada pelatihan yang digelar dua hari itu, para peserta diajak mengenal tentang pemanasan global dan dampaknya, bahaya sampah plastik, makanan sehat, hemat air dan perilaku ramah lingkungan hidup lainnya. Diharapkan melalui pelatihan ini akan terwujud semakin banyak anak-anak dan keluarga peduli lingkungan hidup di Surabaya. (roni)