400 Siswa Dan 42 Mural Penuhi Taman Flora Bratang Surabaya
Surabaya- Seorang siswa sedang asyik menggoreskan kuasnya pada kanvas berukuran 150 x 365 cm mengikuti alur gambar yang telah ia sket sebelumnya. Tak hanya seorang, 400 lebih siswa tampak memenuhi Taman Flora Bratang Surabaya untuk mengikuti Festival Mural Keanekaragaman Hayati yang diadakan oleh Klub Tunas Hijau, Minggu (23/5). Sejak pagi, peserta mulai antre di sekitar meja registrasi untuk mengambil kanvas dan mengisi daftar nama anggota tim. 42 tim dari 32 sekolah ikut serta dalam kegiatan yang juga merupakan salah satu kampanye penyelamatan Taman Flora Bratang dari alih fungsi lahan ini.
Suasana tampak begitu ramai dan meriah ketika musik mulai diputar dan peserta sibuk menggambar kanvas mereka. Begitu pula para pengunjung taman flora yang sedang bermain bersama keluarga, mereka tertarik untuk melihat peserta yang sedang mengecat kanvasnya. Peserta yang berasal dari sekolah dasar hingga sekolah menengah tersebut datang dengan berbagai ide gambar yang bertemakan Keanekaragaman Hayati Taman Flora Bratang Surabaya.
Sebagian besar peserta yang berpartisipasi berasal dari Surabaya. Ada juga peserta yang berasal dari luar kota Surabaya, tepatnya dari Sidoarko dan Gresik. Terlihat bagaimana para siswa antusias untuk menyelesaikan gambar yang telah mereka buat pada kanvas hingga terik matahari yang mulai menyengat pun tak lagi menjadi hambatan bagi mereka.
Kanvas terbentang hampir di setiap sudut Taman Flora Bratang Surabaya khususnya di sekitar pendopo utama. Namun, bukan berarti pengunjung Taman Flora menjadi kehabisan tempat untuk bermain dan berjalan-jalan. Pada Festival Mural ini, juga digelar permainan ular tangga berukuran raksasa yang dapat dimainkan oleh pengunjung. Mulanya, beberapa pengunjung heran melihat orang-orang yang sedang asyik melempar dadu untuk bermain ular tangga. Tetapi, pada akhirnya mereka juga tertarik untuk ikut bermain.
Saat ular tangga raksasa sedang dimainkan, para pengunjung yang ingin memainkan ular tangga pun bisa bermain di Pendapa Taman Flora Surabaya. Maklum, Tunas Hijau juga menyediakan ular tangga berukuran 1×1 meter yang bisa dimainkan untuk lebih 20 pengunjung. Ternyata, yang membuat heran pengunjung saat memainkan ular tangga bukan karena ada ular tangga yang berukuran raksasa. Keheranan mereka disebabkan ular tangga yang mereka mainkan berisi cara-cara yang bisa dilakukan untuk melindungi keanekaragaman hayati, mencegah global warming, dan upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup lainnya.
Permainan ular tangga bukan satu-satunya permainnan yang dapat dimainkan oleh pengunjung. Beberapa papan dakon juga tersedia dalam festival mural yang juga digelar untuk memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional dan Hari Jadi Kota Surabaya ke 717 ini. Masyarakat Surabaya yang saat ini sudah sangat jarang memainkan permainan tradisional sangat tertarik untuk memainkan dakon. Sehingga, area pendopo utama ramai dengan pengujung yang bermain ular tangga dan dakon.
Festival Mural ini juga memberikan wacana kepada pengunjung mengenai isu pengalihfungsian lahan Taman Flora Bratang Surabaya. Untuk menggalang dukungan masyarakat untuk mempertahankan Taman Flora Surabaya disediakan dua laptop untuk memberikan komentar dan pendapat pro dan kontra mengenai pengalihfungsian lahan Taman Flora. Komentar dan dukungan dapat diberikan melalui website resmi Tunas Hijau www.tunashijau.org dan juga grup facebook Taman Flora Punya Surabaya yang saat ini telah diikuti oleh lebih dari 4250 facebooker.
Menjelang sore hari, kanvas yang mulanya polos pada pagi hari telah penuh dengan warna dan gambar yang menarik. Sesuai dengan tema, kanvas yang telah berubah menjadi mural berisi gambar mengenai keaneka ragaman hayati yang dapat ditemui di Taman Flora Bratang Surabaya. Peserta nampak puas dengan karya yang mereka hasilkan dan mengumpulkan mural yang telah mereka buat disertai dengan sinopsis.
“Saya senang sekali bisa menyelesaikan mural saya hari ini. Saya senang dengan Taman Flora yang indah dan sejuk ini. Semoga saya bisa kembali lagi ke sini bila saya berkunjung ke Surabaya dengan fungsi tempat ini yang terus sebagai paru-paru kota” ujar salah seorang siswa dari SMP Negeri 1 Kedamean Gresik. Semoga ucapan itu menjadi sebuah harapan yang tidak hanya tinggal harapan, dan Taman Flora akan terus ada untuk kita semua. (nastiti)