Biarkan Saja Taman Flora Surabaya Ini Tetap Dimiliki Surabaya Dan Masyarakat Kelas Bawah

Surabaya- “Saya sudah lama tidak berkunjung ke Taman Flora. Setahu saya dulu, disini tempat yang jorok karena menjadi pembuangan sampah dan banyak tuna wisma yang tidur keleleran. Sehingga saya pernah usul supaya Surabaya punya jantung kota selain taman bungkul, untuk wisata kaum kecil yang lengkap dengan hiburan dan aneka mainan serta tempat pelestarian taman yang indah. Setelah sekian tahun, saya diajak suami melihat perubahan itu, ternyat apa yang pernah saya gambarkan kepada masa jabatan Mohaji Wijaya (walikota Surabaya waktu itu, Red.), ternyata terwujud,” tulis Yulie Iksanti di grupFacebook Taman Flora Punya Surabaya, Senin (17/5).

“Jujur, saya bangga dan bahagia. Saya lihat atensi masyarakat juga besar sekali. Saya sangat tidak setuju bila dikelola swasta. Mungkin dari sisi pemeliharaan yang membutuhkan biaya besar, bisa kita terima. Tapi dari sisi hiburan gratis dan murah meriah pasti tidak akan kita dapatkan. Untuk Bapak Henry pemilik Suryainti Permata, tolong beramal dikit ya, Bos. Bapak sudah memiliki semuanya. Biarkan saja Taman Flora Surabaya ini tetap dimiliki Surabaya dan masyarakat kelas bawah. Karena di tempat ini mereka bisa rekreasi gak bayar dan cukup menyenangkan. Thanks, jaya Surabaya. Bravo,” tambah Yulie Iksantie dalam tulisannya di grup Facebook yang dikelola oleh Tunas Hijau.

Mantan jurnalis di salah satu surat kabar terbitan Surabaya ini, mengungkapkan bahwa sangat kurang pas swasta melakukan pengelolaan Taman Flora Bratang tanpa mengikutsertakan  kepentingan bisnis. Apalagi dalam rentang waktu yang panjang. Pelan namun pasti kepentingan bisnis yang berorientasi pada untung rugi akan menjadi bagian pengelolaan Taman Flora Bratang.

“Kalau yang mengelola swasta, saya yakin Taman Flora tidak akan seperti ini lagi. Meskipun untuk masuk ke Taman Flora tetap gratis, saya yakin masyarakat kalangan bawah tidak akan menjangkau fasilitas yang ada di dalamnya,” ungkap Yulie memungkasi komentarnya. Dalam penilaiannya, kondisi Taman Flora saat ini adalah kondisi terbaik dari yang pernah dilihatnya. Kondisi ini tidak pernah ada pada era walikota sebelum Bambang Dwi Hartono.

Ketika disinggung tentang sengketa hak pengelolaan lahan Taman Flora Bratang, Yulie juga menjelaskan bahwa sangat wajar PT. Suryainti Pemata Tbk, mempertahankan mati-matian Taman Flora, mengingat lokasi Taman Flora yang sangat strategis. Apalagi jika dilihat dalam sudut pandang bisnis. Harapannya perusahaan sekelas PT. SIP mau merelakan lahan Taman Flora tetap seperti sekarang dalam pengelolaan Pemerintah Kota Surabaya. “Saya yakin PT. SIP tidak merugi jika menghibahkan pada Pemkot Surabaya. Justru masyarakat Surabaya akan semakin bangga pada perusahaan-perusahaan yang peduli pada pelestarian lingkungan hidup,” ungkap Yulie. (geng)