Kali Pertama, Tunas Hijau Pembinaan LH Di SMP Negeri 18
Surabaya- Buntunya selokan, banjir ketika hujan lebat, kurangnya saluran pembuangan air, dan tercampurnya sampah organik (basah) dengan sampah non organik (kering) adalah beberapa diantara fenomena yang dijumpai di SMP Negeri 18 yang berlokasi di Jl. Bambang Sutoro Kenjeran Surabaya. Dengan mudah pula dijumpai beberapa tong komposter (pengolah sampah organik menjadi kompos) di beberapa sudut sekolah yang lama tidak digunakan. Fenomena ini disampaikan oleh lima puluh siswa SMP Negeri 18 Surabaya pada pembinaan lingkungan hidup yang dilakukan Tunas Hijau, Rabu (26/5).
Diantara masalah lingkungan hidup lainnya yang disampaikan oleh peserta pembinaan itu adalah dicampurnya kembali sampah organik dan non organik yang telah dipilah oleh petugas sampah sebelum dikirim ke luar. Kondisi udara yang panas dan membuat berkeringat menjadi pemandangan yang selalu ditemui setiap hari di sekolah ini mulai pukul 9 pagi. Belum lagi suasana lapangan sekolah yang menyilaukan ketika terkena sinar matahari terik, diantaranya karena kurangnya pepohonan peneduh yang tumbuh dan letak sekolah yang hanya beberapa ratus meter dari pantai.
Namun, para siswa yang mengikuti pembinaan itu tidak hanya berpangku tangan menerima keadaan lingkungan hidup di sekolah. Beberapa rencana mereka susun pada akhir sesi pembinaan lingkungan hidup itu. Diantaranya adalah menanami kembali tanaman yang rusak seperti yang disampaikan oleh Silvia, siswa kelas 8F. “Saya mengusulkan gerakan mengambil sampah setiap akan pulang sekolah. Gerakan ini perlu agar sekolah nampak selalu bersih saat masuk dan setelah pulang,” kata Made Setiawan, siswa kelas 8C.
Sementara itu pembinaan lingkungan hidup yang dilakukan Tunas Hijau di SMP Negeri 18 Surabaya ini adalah kali pertama. Pada pembinaan ini, Tunas Hijau lebih ingin mengetahui kondisi awal lingkungan hidup sekolah yang berdiri di atas tanah milik TNI Angkatan Laut ini. Selain kondisi fisik sekolah, komitmen pimpinan sekolah dan guru serta karakter siswa sekolah juga menjadi data penting yang diperlukan Tunas Hijau untuk menentukan jenis program lingkungan hidup berkelanjutan yang akan dilaksanakan di sekolah ini. (roni)