Masyarakat Luar Surabaya Dorong Taman Flora Bratang Dipertahankan

Surabaya- Wacana alih fungsi lahan taman flora menjadi salah satu sorotan masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Klub Tunas Hijau yang mengawali aksi nyata penyelamatan Taman Flora dengan berbagai kampanye, Minggu (23/5) menggelar Festival Mural Keanekaragaman Hayati Taman Flora Bratang. Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 400 siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas ini merupakan salah satu kampanye yang dilakukan untuk menunjukkan bagaimana masyarakat kota Surabaya dan sekitarnya mendukung Taman Flora untuk dipertahankan.

42 tim dari 30-an sekolah ikut serta pada kegiatan dalam rangka Hari Keanekaragaman Hayati Internasional ini. Bila kita melihat peserta yang sedang mengerjakan mural, tampak bagaimana mereka sangat bersemangat untuk melukis mural yang bertemakan Keanekaragaman Hayati Taman Flora Bratang. Banyaknya peserta yang berpartisipasi pada festival yang diadakan oleh Tunas Hijau ini ternyata tidak hanya karena mereka tertarik untuk menuangkan kreatifitas mereka dalam lukisan/mural. Namun, mereka juga ingin memberikan kontribusi dan dukungan yang nyata untuk menyelamatkan Taman Flora Bratang.

“Ini merupakan kali pertama saya berkunjung ke Taman Flora Bratang. Saya suka tempat ini, sejuk dan Hijau dan sangat banyak pepohonan. Namun, saya sangat sedih mendengar kalau Taman Flora ini diambil alih oleh swasta, terlebih bila harus diganti dengan gedung atau bangunan lain. Kan kalaugitu saya nggak bisa lagi main-main ke sini,” kata siswa SMP Negeri 1 Kedamean Gresik Dodi. Saat ditanya lebih lanjut mengenai rencana pengambilalihan lahan taman ini, Dodi bahkan mengatakan bahwa Taman Flora inilah jantung Kota Surabaya dan harus dipertahankan.

Tidak hanya Dodi yang berani berkomentar mengenai rencana pengambilalihan lahan Taman Fora ini. Salah seorang temannya, Susiana, juga menyatakan ketertarikannya pada Taman Flora Bratang Surabaya ini. “Tamannya sejuk banget, banyak pohon. Jadi, banyak keluarga yang bisa rekreasi di sini. Oya, saya juga senang ada rusa di Taman Flora Bratang,” ungkap Susiana yang juga warga Gresik siswa SMP Negeri 1 Kedamean Gresik, yang merupakan Sekolah Adiwiyata Nasional Mandiri.

Pendapat lain disampaikan oleh Ariani, Siswa SMPN 1 Gresik. Nampaknya ia telah mengetahui bahwa Taman Flora ini akan diambil alih oleh swasta dari pemerintah kota Surabaya. Dia juga paham bahwa pengambilalihan itu berpotensi besar terhadap rencana pengalihfungsian taman itu. Arianan mengaku mendapat banyak penjelasan tentang kasus Taman Flora ini dari gurunya. “Bila nantinya Taman Flora Bratang Surabaya ini akan dijadikan bangunan, gedung atau pertokoan, maka akan menjadikan sebuah bencana bagi kota Surabaya,” kata Ariana. Ditambahkan Ariana bahwa Surabaya sudah penuh dengan industri dan kendaraan bermotor. Ariana berujar “Bila taman ini hilang, lahan mana lagi di Surabaya yang bisa menyerap polusi udara yang sangat tinggi di kota ini?”

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh kedua bocah tersebut memberikan kita gambaran bagaimana mereka sangat senang mengunjungi Taman Flora Bratang Surabaya. Meskipun mereka bukan warga kota Surabaya, namun mereka sangat menyayangkan bila Taman Flora harus diambil alih oleh swasta, terlebih bila harus dialihfungsikan.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu siswa sekolah dasar dari luar Surabaya lainnya. Aruna, siswi Sekolah Dasar Hang Tuah 10 Juanda juga menyampaikan hal senada dengan Ariana dan Dodi. Bocah ini mengatakan “Taman Flora Bratang sangat indah ya, banyak tanamannya dan banyak satwanya juga. Bisa mengurangi polusi udara. Sayang kalau hilang.” Pernyataan itu bahkan terlontar sebelum ia mengetahui bahwa Taman Flora akan diambil alih. Sungguh sedih apabila ia mengetahui bahwa Taman Flora akan diambil alih dan tergantikan.

Salah satu peserta yang sedang asyik melukis menyelesaikan gambar pada kanvas muralnya juga memberikan pendapat mengenai Taman Flora Bratang. “Jangan dong kalau dialihfungsikan. Nggak ada lagi tempat buat rekreasi dan konservasi yang kaya tanaman ginilagi nanti,” ujar Jairus yang siswa SMAK Stanislaus Surabaya. Sudah banyak yang mendukung upaya penyelamatan Taman Flora dari pengalihfungsian lahan melalui aksi nyata. Lalu bagaimanakah kita? Sayang, bila taman yang telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat kota Surabaya harus hilang dan diaihfungsikan. (nastiti)