80 Siswa Paud Permata Bunda, Berdoa Bersama Untuk Pembatalan Eksekusi Taman Flora

Surabaya- Paulus Handutono AW, ketua komite Paud Permata Bunda Margorejo terlihat khusyuk memimpin doa bersama pada kegiatan pelepasan siswaplaygroup. Dalam doa bersama yang dilaksanakan di pendopo utama Taman Flora Bratang, Paulus mengajak seluruh siswa dan orang tua yang berjumlah lebih dari 80 anak dan orang tua untuk memohon kepada Allah SWT untuk membatalkan eksekusi Taman Flora yang menjadi tempat mereka dan sekolah-sekolah lainnya bermain. Dalam doa tersebut juga dimohonkan agar pemerintah kota Surabaya diberikan kekuatan untuk tetap mempertahankan Taman Flora.

Doa yang dipanjatkan Paulus ini bukan tanpa alasan. Dirinya merasa prihatin dengan rencana eksekusi alih pengelola yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Sesuai penuturannya, akan banyak masyarakat Surabaya yang akan merasa kehilangan bila Taman Flora Bratang sampai beralih pengelola dan beralih fungsi. ”Segala fasilitas yang digratiskan di Taman Flora Bratang sangat meringankan proses pendidikan. Terlebih bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu,” ungkap Paulus.

Hal senada juga diungkapkan oleh Putri Agus, salah satu bunda pengajar di Paud Permata Bunda. Menurut pandangannya, hanya di Taman Flora Bratang inilah banyak sekolah dapat memberikan pendidikan lingkungan secara langsung dengan biaya yang gratis. ”Masyarakat Surabaya tidak boleh diam melihat hal ini, harus ada upaya untuk mempertahankan Taman Flora, misalnya menggalang tanda tangan dukungan di semua RT dan RW di Surabaya,” ungkap Putri Agus dengan bersemangat.

Sementara itu, doa bersama untuk membatalkan eksekusi Taman Flora Bratang juga dilakukan oleh PAUD Cita Ananda yang terletak di Sidotopo Wetan. Menurut Pangestuti, bunda pengasuh PAUD Cita Ananda, mengatakan bahwa dirinya sangat terkejut mengetahui rencana eksekusi Taman Flora. ”Taman Flora sudah lebih bagus sekarang. Kenapa kok harus digusur?” ungkap Pangestuti dengan penuh keheranan.

Menurutnya Taman Flora merupakan satu-satunya taman yang bisa digunakan untuk wisata sekaligus edukasi secara gratis. Ditanya tentang upaya yang harus dilakukan untuk mempertahankan Taman Flora, Pangestuti memberikan ide untuk mengirim surat himbauan ke PT. SIP untuk membatalkan kesekusi Taman Flora. ”Surat ini dikumpulkan dari warga Surabaya yang peduli kelestarian Taman Flora,” papar Pangestuti memperjelas ide yang diberikan.

Puluhan bahkan ratusan bunda-bunda pengasuh di unit-unit PAUD se Surabaya mengungkapkan hal yang sama terkait eksekusi yang akan segera dilaksanakan. Mereka kuatir bahwa setelah beralih ke swasta, Taman Flora tidak gratis lagi. Lebih jauh lagi, mereka kuatir jika teman seelok Taman Flora Bratang akan berubah fungsi menjadi mall atau pertokoan. (gengs)