Rapat Darurat Di Perpustakaan, 20 Siswa SMA Ciputra Matangkan Proyek Instalasi Biogas Mini Dan Komposting Di Dusun Mligi, Pacet

Surabaya- Dalam minggu ketiga Juni ini, dusun binaan Tunas Hijau di dataran tinggi Pacet, kabupaten Mojokerto segera akan memiliki instalasi Biogas skala rumah tangga. Instalasi biogas ini merupakan proyek percontohan (pilot project) yang diprakarsai oleh 20 siswa SMA Ciputra kelas XII. Menurut keterangan Indah Anggraeni, guru pendamping SMA Ciputra, proyek ini merupakan tugas akhir bagi siswa kelas XII.

Dalam tugas akhir ini setiap kelompok harus membuat satu perencanaan secara matang untuk satu atau beberapa proyek yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup. Proyek itu harus memiliki manfaat bagi masyarakat (environment community development). Dalam persiapan proyek ini, siswa dituntut untuk mandiri dalam berbagai hal. ”Tiga bulan yang lalu, mereka melakukan kegiatan penggalangan dana melalui berbagai aktifitas. Diantaranya berjualan makanan di sekolah dan mengadakan berbagai kompetisi,” ungkap Indah melengkapi keterangannya.

Dalam rencana yang difinalisasi Senin (14/6), mereka bersepakat untuk membangun konstruksi instalasi Biogas pada 19-20 Juni. Tidak hanya membangun instalasi biogas saja, selama dua hari dan dua malam mereka akan memaksimalkan dengan memberikan workshop pengolahan sampah basah kepada ibu-ibu PKK di dusun tersebut. Dalam waktu-waktu tertentu, 20 siswa tersebut juga akan membagi diri dalam beberapa kelompok untuk memberikan edukasi lingkungan hidup dalam waktu yang bersamaan. Minggu (20/6) misalnya, mereka akan berencana memberikan penyuluhan kepada anak-anak di Sanggar Bolas dan para siswa SDN Claket I Pacet, Mojokerto. Selama dua hari dua malam tersebut, seluruh kelompok akan menginap di rumah-rumah penduduk.

Sementara itu, antusias penduduk dusun Mligi terkait pelaksanaan proyek instalasi biogas ini sangat tinggi. Ini terlihat dari partisipasi aktif penduduk Mligi pada saat musyawarah bersama beberapa hari lalu. Salah satu antusias ini ditunjukkan oleh Baitho, penduduk asli dusun Mligi yang berprofesi sebagai petani sayur. Pria lajang ini memiliki tiga ekor sapi perah. Di kandang sapi milik baitho inilah instalasi biogas siswa Ciputra akan dibangun dan dioperasikan. Uniknya, penetapan lokasi ini atas permintaan Baitho sendiri. Malah dirinya membantu untuk pengadaan pasir yang digunakan untuk pondasi instalasi yang berukuran  2x 3 meter tersebut.

Dukungan lain juga diberikan dalam bentuk pengadaan bahan konstruksi, rangka bangunan yang awalnya direncanakan dibuat dari kayu. Oleh penduduk Mligi rangka kayu ini disarankan untuk diganti dengan rangka bambu. Hal ini bukan tanpa alasan, tanaman bambu jenis Pethung yang terkenal tahan air dan awet ini banyak tumbuh di dusun Mligi. Harganya pun relatif murah bila dibanding dengan kayu.

Proyek yang diterapkan di dusun Mligi ini merupakan proyek jangka panjang yang dikembangkan berkelanjutan. Secara berkala, siswa-siswa ini akan melakukan monitoringpenggunaan fasilitas. Menurut keterangan Bella Kurniawan, kordinator proyek biogas, dirinya mengungkapkan bahwa proyek yang dibangun ini hanya skala kecil, hanya percontohan. Dirinya sangat berharap bahwa instalasi biogas ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dusun Mligi. ”Kami semua berharap hal yang kami lakukan ini dapat mengajak masyarakat untuk mulai hidup lebih ramah lingkungan. Antusias penduduk Mligi untuk mengaplikasi biogaslah yang akan menentukan sejauh mana proyek ini akan dikembangkan di dusun Mligi,” ungkap Bella Kurniawan. (sugeng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *