School Mangrove Center Di SMP Negeri 27 Surabaya

Surabaya- SMP Negeri 27, mungkin, menjadi satu-satunya sekolah di Indonesia yang sebagian lahannya merupakan daerah pasang surut air laut atau tambak air asin. Sekolah di kawasan Surabaya Utara, tepatnya Jl. Wonosari Besar Ujung, mungkin, menjadi satu-satunya sekolah yang telah memanfaatkan sebagian lahannya untuk hutan mangrove. Lebih lanjut, ciri khas sekolah sebagai kawasan mangrove ini akan diarahkan pengembangannya menjadi School Mangrove Center (SMC) atau pusat mangrove di sekolah. SMC menjadi salah satu usulan rencana unggulan program lingkungan hidup SMP Negeri 27 yang dibahas pada pembinaan lingkungan hidup guru-guru sekolah ini oleh Tunas Hijau, Jumat (4/6) pagi hingga siang.

Pada pembinaan yang diikuti oleh dua belas guru SMP Negeri 27 Surabaya ini beragam potensi sekolah dibahas. Menjadikan sekolah sebagai pusat kegiatan mangrove di sekolah menjadi perhatian khusus guru-guru tim lingkungan hidup ini. “Kita sudah dua kali melakukan penanaman mangrove di lahan basah di sekolah. Keduanya dengan melibatkan banyak pihak lain. Saya sangat berharap potensi lahan basah sekolah bisa digarap untuk konservasi mangrove,” ujar Tarmuji, guru penanggung jawab program lingkungan hidup SMP Negeri 27.

Ucapan Tarmuji memang benar. Sudah dua kali sekolah mitra Tunas Hijau itu melakukan penanaman mangrove di sekolah itu. Pertama pada akhir 2009, dengan melibatkan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, konsulat jenderal Amerika Serikat dan perwakilan kepala sekolah di Surabaya. Kedua, pada peringatan Hari Bumi 2010. Kegiatan kedua ini diawali dengan workshop tentang mangrove dan diakhiri dengan penanaman mangrove oleh peserta workshop yang merupakan siswa perwakilan SMP di Surabaya Utara. Accor groupmendukung kegiatan kedua ini.

Selain merealisasikan sekolah sebagai pusat mangrove, beragam rencana program lain juga menjadi prioritas. Diantaranya hutan sekolah di lahan kosong yang kering dan pestisida alami. Pada rencana pestisida alami, sekolah akan menggunakan bahan-bahan alami sebagai pestisida tanaman di sekolah. Misalnya, cairan lombok, cairan tomat, dan cairan bawang putih untuk membasmi beberapa hama tanaman berkala mendera tanaman di sekolah. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *