Unjuk Kreatifitas, Mahasiswa P3TV Unesa Angkat Polemik Taman Flora Sebagai Tugas Akhir
Surabaya- Status Taman Flora Bratang secara hukum bakal bepindah kepemilikan dan pengelolaan dari pemerintah kota Surabaya ke PT. Suryainti Permata, Tbk. tidak saja memantik keprihatinan publik Surabaya, tapi juga memantik keprihatinan kalangan sivitas akademika. Mahasiswa P3TV (program penyiaraan pertelevisian) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) misalnya. Mahasiswa yang fokus pada bidang penyiaran ini juga merasa prihatin atas kondisi ini. Uniknya, sikap prihatin ini ditunjukkan dengan aksi kreaatif, yaitu mengangkat Taman Flora Bratang sebagai tugas akhir mereka.
Kamis (10/6), empat mahasiswa P3TV Unesa melaksanakan liputan segala kegiatan di Taman Flora Bratang. Salah satu fokus utama liputan adalah aktifitas Tunas Hijau Club yang menyelenggarakan Pameran Keanekaragaman Hayati Taman Flora Bratang. Dalam sesi pengambilan gambar, empat mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhir itu melakukan wawancara dengan Narendra, salah satu aktivis Tunas Hijau yang juga penanggung jawab kegiatan ini. Beberapa poin pertanyaan disampaikan Aulia, mahasiswi koordinator kelompok ini, terkait dengan status Taman Flora.
Salah satu yang ditanyakan Aulia adalah langkah-langkah apa saja yang dilakukan Tunas Hijau Clubuntuk mendukung pemerintah kota Surabaya untuk mempertahankan Taman Flora Bratang. Dengan gamblang Narendra menjelaskan bahwa berbagai langkah telah dilakukan, antara lain penggalangan opini masyarakat lewat internet yang dilakukan di situs resmi Tunas Hijau dan situs jejaring sosialFacebook di Grup Taman Flora Punya Surabaya. Selain itu juga diselenggarakan berbagai kegiatan lainnya, yaitu Festival Mural Keanekaragaman Hayati Taman Flora Bratang, Pameran Mural, Pameran Foto, Poster dan Komik Pendek tentang keanekaragaman hayati Taman Flora.
Menurut penjelasan Narendra, kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan suara publik. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait fungsi Taman Flora sebagai warisan konservasi keanekaragaman hayati kota Surabaya. “Fungsi Taman Flora Bratang dalam sudut pandang lingkungan hidup inilah yang tidak banyak diketahui masyarakat,” ungkap Narendra mengakhiri keterangannya.
Selain Pameran Keanekaragaman Hayati Tunas Hijau, keempat mahasiswa ini juga merekam berbagai aktifitas yang dilakukan masyarakat di Taman Flora. Secara bersamaan juga berbagai sekolah melaksanakan kegiatan. Diantaranya kids outbond dan kegiatan lainnya. Aktifitas ini tidak luput dari rekaman lensa kamera mereka. Beberapa pengunjung juga terlibat wawancara seputar rencana eksekusi Taman Flora. Fakta yang ditemukan mahasiswa Unesa ini sama dengan yang didapati Tunas Hijau bahwa apapaun alasannya mereka menolak eksekusi alih fungsi dan alih pengelola Taman Flora. (sugeng)