42 Sekolah Adiwiyata Jawa Timur Ikuti Kemah Hijau Jatim 2010
Kabupaten Malang- Setelah tahun lalu sukses menggelar Kemah Hijau Jatim 2009 yang membahas penyelamatan DAS Brantas, tahun ini Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jatim bersama Tunas Hijau kembali menggelar Kemah Hijau Jatim 2010. Pelaksanaan Kemah Hijau Jatim tahun kedua ini diikuti oleh 165 siswa serta 115 guru dari 42 sekolah Adiwiyata 2010 Jawa Timur. Bertempat di kawasan Bendungan Selorejo, Ngantang, Kabupaten Malang, kemah yang berlangsung 24-26 Juli 2010 itu dibuka oleh kepala BLH Jatim, Indra Wiragana, Sabtu (24/7).
Dalam sambutannya Indra Wiragana menyampaikan tentang tema tahun ini, Biodiversity. “Keanekaragaman hayati merupakan masa depan Bumi kita, karena itu selama pelaksanaan Kemah Hijau Jawa Timur 2010 ini kita akan membahas upaya nyata melestarikan keanekaragaman hayati di wilayah Jawa Timur,” ungkap Kepala BLH Jatim Indra Wiragana dalam sambutannya.
Indra juga menyampaikan prestasi Jawa Timur yang berhasil meraih 32,56 % dari total peraih Sekolah Adiwiyata nasional. “Hal ini merupakan peraih terbanyak dibandingkan provinsi lainnya di tanah air. Makanya kita patut berbangga diri tentang torehan prestasi ini. Semoga hal ini akan memicu semangat sekolah-sekolah lain di Jawa Timur untuk mengikuti jejak menjadi sekolah yang berbudaya lingkungan hidup,” tambah Indra Wiragana.
Selesai pembukaan, para peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan observasi kondisi lingkungan hidup di sekitar areal perkemahan dengan didampingi oleh para fasilitator dari Tunas Hijau. Hasil observasi mereka diskusikan di tiap-tiap kelompok. Sebelumnya, terlebih dahulu setiap anak diminta memberikan pendapatnya tentang keanekaragaman hayati dengan permainan pengantar keanekaragaman hayati oleh fasilitator di tiap kelompok.
Pada sesi malam hari, para peserta Kemah Hijau Jatim 2010 diajak mendiskusikan isi film lingkungan hidup “Earth Crisis”. Film yang ditonton bersama-sama di tenda kegiatan utama Kemah Hijau ini menceritakan 5 penyebab utama kerusakan Bumi yang disebabkan oleh perilaku manusia. Uniknya, tiap kelompok diminta menceritakan kembali tentang kelima penyebab tersebut dengan melakukanperformance art. Tak ayal suasana diskusi menjadi riuh melihat penampilan para peserta yang bervariasi. Mulai dari baca puisi, pantomim, komik lingkungan, drama musikal hingga gerak dan lagu ditampilkan oleh peserta masing-masing kelompok.
Selama pelaksanaan Kemah Hijau ini para peserta juga memamerkan program lingkungan hidup di sekolahnya masing-masing melalui media display yang telah mereka bawa. Pameran ini bertujuan untuk menjadi ajang sharing pengetahuan, kemampuan dan pengalaman tentang program lingkungan hidup. (don)