Pelatihan Lingkungan Hidup Siswa Peduli Lingkungan SMPN 32

Surabaya- Di saat liburan sekolah seperti saat ini, lumrah rasanya jika digunakan untuk bertamasya. Namun tidak demikian dengan lebih 100 siswa perwakilan kelas SMPN 32 Surabaya. Mereka menggunakan waktu liburan ini untuk pelatihan lingkungan hidup yang digelar sekolahnya. Pelatihan yang berlangsung pada Jumat-Sabtu ini (2-3/7) bertempat di gedung sekolahnya. Dipandu oleh para aktivis Tunas Hijau, mereka merumuskan langkah-langkah jitu untuk membuat sekolahnya mempunyai budaya ramah lingkungan.

“Kami mengharapkan segenap siswa-siswi SMP Negeri 32 Surabaya mulai sadar akan kepedulian terhadap lingkungan hidup, karena kami ingin mengubah perilaku yang selama ini kami rasa masih kurang peduli terhadap lingkungan hidup menjadi peduli terhadap lingkungan hidup,” ujar Istuningsih kepala SMP Negeri 32 Surabaya dalam sambutannya, Jumat (2/7) pagi.

Diawali dengan ice breaking yang kemudian disambung dengan materi lingkungan hidup cukup membuat  peserta bersemangat dalam menjalaninya. Terlebih lagi mereka mendapatkan materinya dari para simpatisan Tunas Hijau yang berasal dari luar negeri. Tentunya menjadi pengalaman berharga bagi mereka dapat berbagi pengalaman dengan pemuda asing. Emily Cousin, salah seorang simpatisan Tunas Hijau dari Australia, dalam workshop ini menceritakan tentang perubahan iklim atau climate change.

Menurut Emily, perubahan iklim saat ini memang sudah kita rasakan. “Tentunya tidak hanya negara Indonesia saja yang merasakan tetapi seluruh negara di dunia, tanpa terkecuali juga negara saya, Australia,” ucap Emily mengawali presentasinya. Kekeringan yang berkepanjangan mengakibatkan adanya aturan setiap orang hanya diijinkan mandi menggunakan air mengalir selama 3 menit. “Air di negara saya, Australia merupakan harta yang paling berharga, makanya kita tidak boleh menyia-nyiakan air,” lanjut Emily.

Emily mengajak setiap orang untuk mulai melakukan tindakan nyata menghambat perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbon yang dibuat setiap harinya. Dengan menghemat penggunaan listrik, menggunakan sepeda saat bersekolah serta mengurangi konsumsi yang berlebihan merupakan upaya nyata mengurangi pemanasan global. Emily menekankan pentingnya berperilaku bijaksana dalam segala hal demi kelangsungan Bumi dan seisinya ini.

Ditambahkan oleh Vijay, simpatisan Tunas Hijau dari India, melalui memperbanyak keanekaragaman hayati di sekolah pun kita juga bisa menghambat perubahan iklim. Vijay menjelaskan keanekaragaman hayati memiliki peranan menyerap CO2 melalui pepohonan yang menjadi bagian darinya. “Karena itu penting untuk memperbanyak jumlah serta jenis tanaman di sekolah untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik,” ungkap Vijay Chaitanya.(akbar/don) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *