Polusi Udara Dan Kualitas Air Marakkan MOS SMAN 4

Surabaya- Menjadikan isu lingkungan hidup sebagai salah satu materi yang disampaikan pada Masa Orientasi Siswa seharusnya tidak lagi sebagai materi tambahan, melainkan menjadi materi pokok atau wajib dalam setiap Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ke tahun. Hal itulah yang menjadi alasan SMA Negeri 4 Surabaya menggelar pembinaan lingkungan hidup dengan narasumber Tunas Hijau, Rabu (14/7), pada hari terakhir MOS. Pembinaan ini diikuti oleh 304 siswa baru SMA Negeri 4 Surabaya.

Tunas Hijau yang dimotori oleh aktivis senior Bram Azzaino, mengawali workshop tersebut dengan permainan “Barisan Spesial”. Permainan ini cukup membuat seluruh siswa peserta Masa Orientasi Siswa berkeringat dan bersemangat untuk mengikuti materi yang disampaikan oleh Tunas Hijau. Meskipun materi yang disampaikan adalah fenomena yang sering peserta temukan dalam kehidupan sehari-hari yakni pencemaran sungai atau pencemaran air. Namun materi tersebut terasa berbeda mengingat pemateri atau narasumbernya adalah pemuda simpatisan Tunas Hijau dari Jerman Sina Lenski.

Menurut mahasiswi University of Oldenburg kelahiran Munich, Jerman, dari seluruh jumlah air yang ada di seluruh Bumi hanya 3% saja yang merupakan air tawar. Sisanya merupakan air asin. Hanya 0,9% dari 3% tersebut yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. “Kondisi air saat ini begitu mengkhawatirkan. Begitu banyak permasalahan air yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia seperti sampah, limbah pabrik dan limbah rumah tangga,” kata Sina. Polusi udara, menurut Sina, juga berkontribusi terhadap kondisi air saat ini.

“Apa hubungannya antara polusi udara dengan pencemaran air?” tanya salah peserta. Mendapat pertanyaan tersebut, Sina menjelaskan tentang siklus air. Sina menjelaskan bahwa air yang ada di lautan menguap akibat sinar matahari. Uap tersebut naik ke udara dan berkumpul menjadi awan. Ketika menjadi awan itulah polusi udara bercampur sehingga kualitas air hujan yang berasal dari awan tersebut pastinya menjadi rendah.

Pada sesi akhir pembinaan, mahasiswi yang sedang menempuh master jurusan Biologi tersebut menjelaskan tentang upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas air tetap baik. Yakni dengan tidak membuang sampah di sungai atau sembarang tempat, menghemat penggunaan air bersih, dan mengecek kran air yang bocor untuk langsung diganti. Bisa juga dengan mengajak peserta untuk menyampaikan informasi yang sudah didapat ke orang-orang sekitar mereka. (adetya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *