Sampah Dan Perubahan Iklim di MOS SMP IPIEMS
Surabaya- Lumrah rasanya pada Masa Orientasi Siswa (MOS) identik dengan perpeloncoan atau bentakan siswa senior kepada siswa barunya. Tidak demikian dengan satu sekolah ini. SMP Ipiems menggunakan MOS untuk melakukan pembinaan lingkungan hidup kepada para lebih dari 300 siswa arunya, Rabu (14/7). Tempat pelaksanaan MOS ini pun tidak di sekolah, melainkan di di Taman Flora Bratang. Tunas Hijau menjadi pemandu pelaksanaan MOS ini.Kami mengharapkan segenap siswa SMP Ipiems Surabaya peduli lingkungan hidup dengan melakukan tindakan-tindakan nyata,” kata Kepala SMP IPIEMS Surabaya Yuni.
Pembinaan lingkungan hidup ini dimulai dengan permainan pembuka oleh aktivis Tunas Hijau Kevin Suud. Permainan lantas disambung dengan materi lingkungan hidup. Para peserta tampak giat mengikuti Masa Orientasi Siswa bersama Tunas Hijau itu. Ditambah lagi para peserta juga kedatangan pemuda simpatisan Tunas Hijau dari Jepang Chiyako Eura, yang tentu menjadi pengalaman berharga bagi mereka. Chiyako banyak menjelaskan tentang perubahan iklim atau climate change dan masalah sampah yang ada di negaranya.
Menutut Chiyako Eura, perubahan iklim memang sudah dirasakan tidak hanya di Indonesia saja. Perubahan iklim telah dirasakan di seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Jepang, negaranya yang dikenal dengan negeri matahari terbit. Chiyako menunjukan sebuah karton yang juga berisikan gambar-gambar berserta tulisan-tulisan tentang perubahan iklim dan sampah. Salah satu gambar yang menunjukan seekor beruang kutub yang memakan sesama jenisnya akibat sempitnya lahan untuk mencari makan di kutub utara yang semakin mencair gara-gara pemanasan global.
Berikutnya, gambar yang menunjukan gundukan sampah yang ada di laut Jepang, negara asal Chiyako. Menurut Chiyako, tumpukan sampah tersebut bukan hanya dari warga Jepang, tetapi 90% berasal dari negara Korea dan Cina. Chiyako lantas mengajak setiap orang untuk melakukan tindakan nyata menghambat perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbon yang dibuat setiap harinya. ”Caranya, dengan menghemat penggunaan listrik dan mengurangi konsumsi yang berlebihan dengan menerapkan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle.Tindakan ini merupakan upaya nyata untuk mengurangi pemanasan global,” ungkap Chiyako.
Pembinaan lingkungan hidup kepada lebih dari 300 siswa SMP IPIEMS ini diakhiri dengan pembuatan komitmen bersama oleh para peserta yang berupaya untuk mengurangi pemanasan global dan sampah. Soni, salah seorang peserta MOS membuat komitmen akan memilah sampah kering dan basah di sekolah. Soni juga akan melakukan penghijauan beserta seluruh warga sekolah untuk bisa menjadikan sekolah SMP Ipiems Surabaya menjadi sekolah ramah lingkungan hidup. (kevin/roni)