Atur Strategi Mengurangi Tagihan Listrik

Oleh: Runner up III Pangeran Lingkungan Hidup 2009 Ivan Wongso *)

Tagihan lisrik di rumah yang membengkak telah mengharuskan saya dan keluarga saya mengatur strategi untuk mengurangi penggunaan lisrik yang ada di rumah. Peristiwa itu terjadi sejak 4 bulan lalu. Berbagai upaya saya dan keluarga saya lakukan untuk mengurangi penggunaan listrik. Misalnya membiasakan diri dengan mematikan lampu ruangan bila tidak digunakan dan tidak lagi membiarkan barang–barang elektronik yang sudah dimatikan dalam kondisi standby. Mencabut charger hp dan laptop dari colokan listrik jika sudah tidak lagi digunakan termasuk langkah yang kami lakukan.

Selain upaya tersebut, saya juga memiliki strategi jitu dalam menghemat penggunaan energi listrik, yakni mengatur timer di AC atau pendingin ruangan kamar jam 02.00 setiap hari. Artinya, setiap jam 2 dini hari, AC di kamar saya akan mati secara otomatis. Ternyata upaya tersebut cukup jitu dalam mengurangi membengkaknya tagihan listrik. Selain mengurangi biaya tagihan listrik, ada keuntungan lain yang saya dapatkan dengan mengatur timer AC, yakni saya tidak akan terlambat bangun untuk berangkat ke sekolah, karena kebiasaan saya yang akan terbangun bila udara di kamar saya menjadi panas.

Upaya yang saya dan keluarga saya lakukan juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca jenis CO2 (karbondioksida) yang dihasilkan melalui penggunaan energi listrik. Tentunya hal ini bisa mengurangi semakin buruknya pemanasan global. Selain menghemat listrik, saya juga membiasakan berperilaku ramah lingkungan hidup lainnya. Misalnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kebiasaan ini saya terapkan saat berbelanja di pasar swalayan. Bila saya lupa membawa kantong belanja sendiri, saya sering mengingatkan pertugas kasir untuk memaksimalkan kantong plastik besar belanjaan untuk menaruh barang agar tidak terlalu banyak memakai kantong belanjaannya.

Kebiasaan saya lainnya adalah memanfaatkan saku baju atau celana untuk tempat makanan ringan saat jajan di kantin sekolah. Upaya lain yang saya lakukan adalah sejak masuk SMPK Santa Maria Surabaya, saya membiasakan menggunakan kertas bekas untuk print tugas–tugas sekolah. Tujuannya, tidak boros kertas dan mengurangi penebangan pohon akibat konsumsi kertas. Saat ini saya masih mempunyai target lain, yakni mengajak teman-teman saya untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup seperti yang sudah saya terapkan. (black)

*) Ivan Wongso adalah siswa SMPK Santa Maria Surabaya. Sebelumnya, Ivan Wongso adalah siswa SDK Santa Maria Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *