Hari I Karantina, Finalis Belajar Pengomposan Secara Komunal
Surabaya- Hujan deras mengiringi kunjungan finalis pangeran dan puteri lingkungan hidup 2010 di Rumah Kompos Bratang Surabaya, Jumat (24/9) siang. Kunjungan finalis pangeran puteri lingkungan hidup 2010 ke rumah kompos bratang Surabaya merupakan salah satu kegiatan hari pertama masa karantina dan pembekalan lingkungan hidup kepada 30 finalis tersebut yag merupakan siswa sekolah dasar dari Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Pada kunjungan di Rumah Kompos Bratang tersebut para finalis diajak untuk mengenal pengolahan sampah organik skala komunal. Sesi pengolahan sampah skala komunal ini dilaksanakan di bagian selatan Kebun Bibit Bratang. Di rumah kompos yang berukuran sekitar 25 x 25 meter tersebut, para finalis dapat menyaksikan belasan tumpukan sampah organik yang sedang dalam proses pengomposan, mesin pencacah, mesin pengayak dan tumpukan sampah organik yang masih baru.
Di Rumah Kompos Bratang para finalis didampingi oleh satu petugas di tempat tersebut yakni Toha. Menurut Toha, sumber sampah basah di Rumah Kompos Bratang ini adalah dari perantingan pohon yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan sampah organik yang berasal dari pasar. Selanjutnya para finalis diajak untuk melihat jenis–jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk kompos di rumah kompos ini.
Pengolahan kompos di Rumah Kompos Bratang ini, lanjut Toha, berbeda dengan pengolahan kompos yang di rumah. “Pengolahan sampah organik di rumah hanya sebatas mengubur sampah, kemudian tinggal diaduk setiap hari bisa jadi. Sedangkan di Rumah Kompos Bratang ini semuanya harus diperhitungkan, mulai tinggi gunungan sampah, hari pembalikan sampah, kemudian suhu gunungan pupuk juga perlu diperhatikan,” ujar Toha. Tujuannya, lanjut Toha, supaya kompos bisa panen sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Sementara itu, di sesi ini para finalis pangeran dan puteri lingkungan hidup 2010 tidak hanya diminta mendengarkan penjelasan yang disampaikan. Para finalis juga melakukan praktek pengolahan. Dengan menggunakan sekop, penggaruk dan keranjang mereka diminta bergantian memindahkan sampah-sampah organik baru ke dalam mesin penghancur atau mesin pencacah sampah. Mereka juga melakukan pembalikan sampah organik yang dalam proses pengomposan. Pengayakan kompos yang sudah jadi termasuk aktivitas yang dilakukan para finalis. (black)