Bersama Forkommadika UGM, Ular Tangga Tunas Hijau Goes To School Sleman
Sleman- Tidak sedikit siswa SDN Dayu Sleman Jogjakarta yang keheranan sesaat setelah ular tangga lingkungan hidup Tunas Hijau berukuran 4 x 4 meter digelar di halaman sekolahnya, Senin (4/10). “Wow besar sekali ular tangganya,” ungkap Rian, salah satu siswa SDN Dayu Sleman Yogyakarta pada Ular Tangga Tunas Hijau Goes To School Sleman. Kegiatan ini digelar bersama Forkommadika (Forum Komunikasi Mahasiswa Diploma III Kehutanan) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ular tangga tersebut digunakan sebagai media pendidikan lingkungan hidup kepada siswa SD agar dapat memahami pentingnya pelestarian hutan.
“Bumi makin panas, Mas. Jadi gaklucu saja bila kita sebagai orang kehutanan tetapi tidak tahu pemanasan global. Oleh karena itu, kami melakukan upaya penularan pengetahuan lewat media yang mudah dipahami agar masyarakat tahu tentang pentingnya menjaga hutan,“ tegas Yosi, koordinator kegiatan dari Forkommadika. “Sebagai mahasiswa, kami dituntut melakukan aksi nyata dan memberikan keteladanan dalam menghambat pemanasan global,” tegasnya. Lebih lanjut Yosi menjelaskan bahwa meskipun permainan ini sederhana, tetapi banyak sekali yang bisa didapat peserta mengenai pentingnya menjaga hutan.
Ketika melakukan permainan ular tangga Tunas Hijau ini, para siswa SDN Dayu terlihat begitu senang. “Saya senang bisa bermain ular tangga segede ini. Apa lagi ada pesan-pesan lingkungannya, penuh warna dan banyak kartunnya. Saya sekarang menjadi tahu bahwa penebangan hutan dapat memperburuk dampak pemanasan global,” ungkap Tiwi, siswa kelas VI di sekolah tersebut.
Ular tangga ini pertama kali didatangkan dari Surabaya ke Sleman, Yogyakarta dalam rangka menyebarluaskan pentingnya menjaga hutan agar tetap lestari. Upaya ini perlu dilakukan, karena pada dasarnya hutan menjadi elemen penting dalam menghambat laju perubahan iklim akibat pemanasan global. Sedangkan Yogyakarta yang notabene dikenal dengan kota pelajar, maka banyak yang harusnya dapat dilakukan para pelajar untuk dapat menghambat isu terhangat zaman ini, yaitu perubahan iklim.
Setelah kegiatan ini, harapannya, Tunas Hijau dan Forkommadika dapat terus menyebarluaskan pendidikan lingkungan hidup kepada seluruh masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. “Semoga semakin banyak elemen masyarakat yang bisa diajak peduli melalui kemitraan Tunas Hijau dengan Forkommadika ini,“ tegas Doni, aktivis senior Tunas Hijau. Ditambahkan Dony bahwa bila Surabaya dan Jawa Timur bisa, maka Yogyakarta pun pasti bisa. Sementara itu Yosi dari Forkommadika berharap kemitraan ini berlanjut terus. (diofan)