Kunjungan ke Midorigaoka Elementary School, Pabrik Mobil Toyota dan Museum Kota Nagoya

Nagoya- Suasana pagi ini, Senin (25/10), mendung menyelimuti ibukota Aichi prefecture, kota Nagoya, dengan suhu udara sekitar 21 derajat celcius. Program International Children’s Conference (ICC) on Biodiversity 2010 Aichi-Nagoya hari ini adalah kunjungan. Ada dua program kunjungan, yaitu kunjungan ke gunung Fuji dan keliling Nagoya. Kunjungan ke Fuji hanya diikuti oleh 25 orang. Sisanya, termasuk delegasi Indonesia, mendapat kesempatan melakukan kunjungan keliling kota, yaitu salah satu sekolah dasar, pabrik mobil Toyota dan museum kota Nagoya.

Midorigaoka Elementary School(sekolah dasar) menjadi tujuan pertama tour keliling Nagoya. Lokasi sekolah dengan moto Yoku manabi, Kokoro yutakani, Takumashiku (rajin belajar, emosional bagus dan sehat selalu) ini di kota Miyoshi, provinsi (prefecture) Aichi, tepatnya 1-1-1 Miyoshigaoka-midori. Untuk menuju sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 932 orang ini diperlukan waktu sekitar 45 menit dengan bus tanpa macet. Midorigaoka adalah public school atau sekolah negeri, yang siswa hanya membayar sedikit uang diantaranya untuk konsumsi.

Sesampainya di Midorigaoka school, setiap peserta mendapat satu gambar kartun satwa yang berbeda satu dengan lainnya. Runner up Puteri Lingkungan Hidup 2008 Malang Mumtaza Noor Ashila mendapat gambar ikan pari. Sedangkan Runner up Puteri Lingkungan Hidup 2009 Surabaya mendapat gambar satwa anjing laut. Begitu juga peserta dari negara lainnya mendapatkan gambar satwa yang berbeda. Pembagian gambar satwa dilakukan di depan gedung olah raga atau gym sekolah. Sedangkan seluruh siswa kelas 6 telah menunggu di dalam gedung itu.

Setiap peserta ICC lantas mencari kelompok siswa sekolah yang membawa gambar satwa dengan mereka. Perkenalan dengan anggota kelompok mengawali kegiatan keliling sekolah itu. Tidak lama kemudian, masing-masing kelompok berkeliling sekolah. Tidak sedikit peserta ICC dan anggota kelompoknya mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di kelas-kelas. Bagi Mumtaza dan Nyimas Salsabila berkeliling sekolah ini memberi gambaran pelaksanaan belajar mengajar sehari-hari. Fasilitasnya sangat memadai.

Sesi berkeliling dunia dilakukan setelah itu. Setiap orang, peserta ICC dan siswa Midorigaoka, masing-masing mendapat seutas tali dan satu pernik-pernik sejenis manekin. Ada banyak pos pada permainan ini. Ada pos kutub utara, hutan, sungai, laut pasifik dan lainnya. Masing-masing pos dilengkapi satu dadu, yang masing-masing sisinya ditempeli gambar beberapa pos yang ada. Begitu sampai di pos itu, masing-masing anggota kelompok mengambil satu pernik/manikam dan menggabungkannya dengan manikam lainnya pada seutas tali, begitu seterusnya. Makan siang bersama siswa kelas 6 menjadi kegiatan penutup di sekolah ini.

Midorigaoka school memiliki banyak aktivitas atau kegiatan ekstra kurikuler. Ada sepak bola, bola basket, bercocok tanam khususnya tanaman padi dan pembelajaran lingkungan hidup. “Sekolah ini hanya melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar termasuk kegiatan ekstra kurikuler dalam lima hari saja.

Setelah selesai kegiatan di sekolah, rombongan lantas melanjutkan perjalanan ke kota Toyota, tempat dimana pabrik mobil terkenal di dunia, Toyota, berdiri. Kunjungan ke pabrik ini mengharuskan semua pengunjung meninggalkan semua barang elektronik di dalam bus. Tidak terkecuali kamera dan telepon genggam. Sehingga, semua penjelasan yang disampaikan pemandu tour dari Toyota hanya sekilas saja, terlebih waktu kunjungan di dalam pabrik ini yang hanya 1 jam.

Setidaknya 10.000 orang bekerja di pabrik pusat Toyota yang sehari menghasilkan 500 mobil baru ini. Seluruh pekerja itu adalah orang-orang yang cekatan, pandai dan memiliki disiplin yang tinggi. Selesai berkunjung di pabriknya, rombongan lantas mengunjungi museum Toyota di kota Toyota (bukan Toyota Automobile Museum). Di museum ini berbagai varian terbaru mobil Toyota dan robot Toyota dihadirkan.

Museum Kota Nagoya menjadi tempat yang terakhir dikunjungi oleh rombongan UNEP TUNZA ICC. Di museum yang didirikan sejak 1977 itu banyak dipamerkan benda-benda arkeologi, seni, kerajinan tangan, dokumen-dokumen dan buku-buku tentang sejarah Jepang. Pameran Permanen “Sejarah Owari”, pameran khusus dan pameran tematik biasanya diselenggarakan 5 sampai 7 kali di museum ini. Seperti halnya di pabrik Toyota, mengunjungi museum ini juga tidak diperkenankan membawa serta kamera.  (roni)   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *