Menyaksikan Kemegahan Aichi World Expo 2005, Setelah 5 Tahun

Nagoya- Kemegahan pelaksanaan Aichi World Expo 2005 (pameran dunia di Jepang) masih terasa hingga sekarang, 5 tahun berselang. Setidaknya kemegahan itu tetap bisa dirasakan di tempat pelaksanaan expo yang diiikuti oleh negara-negara dan perusahaan-perusahaan besar di dunia. Kemegahan ini seperti dirasakan Tunas Hijau saat mengunjungi tempat ini saat free day sebelum pembukaanInternational Children’s Conference on the Environment (ICCE) 2010 Nagoya, Jepang, Rabu (20/10) siang.

Tidak seramai pelaksanaannya dulu. Tapi tidak juga sepi dari aktivitas dan pengunjung lokal dan internasional. Bangunan dan ruangan-ruangan, yang dulunya menjadi stan peserta pameran, banyak yang masih tetap megah berdiri. Tidak bertambah buruk kualitas bangunan-bangunan yang itu, melainkan bertambah bagus dan semakin ramah lingkungan hidup. Terlebih, bangunan semi permanen saat pelaksanaan expo 2005 dirubah menjadi bangunan permanen. Jadi tidak heran bila hamper semua bangunan permanen yang ada kini menerapkan garden roof atau green roof atau atap hijau.

Taman-taman juga semakin banyak dan sangat terpelihara. Uniknya, bangunan-bangunan yang ada terus digunakan untuk pusat aktivitas masyarakat. Biasanya untuk mendukung pelaksanaan program nasional dan internasional yang sedang dilaksanakan di kota Nagoya atau di Aichi perfecture (setingkat provinsi). Temanya menyesuaikan dengan tema program nasional dan internasional yang sedang berlangsung. Saat Tunas Hijau melakukan kunjungan ke tempat ini, tema yang diusung adalah Conference of Parties (COP) 10 tentang Biodiversity, yang diantara programnya adalah ICCE dengan tema keanekaragaman hayati.

Bagi Mumtaza Noor Ashila dan Nyimas Salsabila, keduanya peserta ICCE 2010 Nagoya, mengunjungi Aichi World Expo 2005 Park menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. “Saya bisa membayangkan betapa meriah dan megahnya pelaksanaan pameran dunia yang dilaksanakan di tempat ini lima tahun lalu, Kak Roni. Sangat canggih penerapan teknologi yang diterapkan dan sangat ramah lingkungam hidup tentunya,” kata Mumtaza Noor Ashila sesaat setelah mendapat kenang-kenangan Eco Money (tiket masuk pameran dunia dulu) dari salah satu stan komunitas di taman itu. Nyimas Salsabila pun mengiyakan ucapan Mumtaza. (roni)

Foto:

1. Atap gedung yang berbentuk taman

2. Salah satu sudut Aichi World Expo 2005 Park

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *