Peserta ICC Melanjutkan Kegiatan di Aichi Mihama Youth Outdoor Learning Center

Mihama- Makan siang bersama seluruh peserta ICCE, siswa Asakami primary school, orang tua dan masyarakat sekitar dam menjadi kegiatan terakhir yang diselenggarakan di kota Komono, Mie prefecture, Jumat (22/10) siang. Makan siang ini digelar setelah observasi keanekaragaman hayati di dam yang menjadi sumber air bagi sawah-sawah di sekitarnya. Selanjutnya, seluruh peserta ICC melanjutkan perjalanan ke kota Mihama dengan menggunakan bus.

Mihama adalah kota kecil di Aichiprefecture (provinsi). Mihama adalah kota di daerah pesisir atau berbatasan langsung dengan lautan Pasifik. Tempat pelaksanaan kegiatan ini selama 3 hari ke depan adalah Aichi Mihama Youth Outdoor Learning Center. Seperti namanya, tempat ini bukanlah hotel seperti tempat menginap peserta selama dua malam pertama. Tempat ini adalah pusat pelatihan luar ruangan bagi para pemuda di Aichi. Diperlukan waktu lebih dari 2 jam untuk  menggapai tempat ini dari kota Komono.

Dikarenakan bukan hotel, maka tentu tidak ada pelayanan seperti di hotel. Termasuk tidak ada yang membersihkan kamar tempat tidur peserta. Setiap orang yang menginap di tempat inilah yang harus memastikan selalu kebersihan kamar. Bila ada yang kotor, maka peralatan kebersihan yang tersedia di ruangan bersangkutan harus segera difungsikan. Tentang kamar tidur juga berbeda dengan di hotel. Satu kamar tidur di center ini terdiri dari 10 tempat tidur.

Meskipun bukan hotel, yang banyak terdapat pegawai kebersihannya,center yang biasanya digunakan sebagai tempat pelatihan ini tergolong sagat bersih. Bahkan cukup susah menemukan debu di seluruh enam lantai yang ada. Caranya, tentunya dengan sedemikian rupa membuat peraturan agar siapapun yang menginap bartanggung jawab menjaga kebersihan. Diantaranya dengan melepas sepatu selama berada dicenter. Sebagai gantinya, sliper atau sejenis sandal dalam ruangan harus dikenakan. Untuk urusan tempat tidur, yang menginap juga harus memasang sendiri seprei kasur pada malam hari dan melipatnya kembali setelah bagun tidur. Tidak ada koneksi internet di center ini. Bahkan sinyal telepon seluler operator Jepang tidak menembus kawasan ini. (roni)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *