Peserta ICCE Nikmati Petualangan Komono

Komono- Lebih dari 100 anak nampak duduk di lapangan di saluran air, Jumat (22/10) pagi. Mereka adalah siswa kelas 6 Asakami elementary school, Komono. Para siswa ini terbagi dalam 35 kelompok. Masing-masing kelompok ditandai dengan bendera negara-negara peserta International Children’s Conference on the Environment (ICCE) 2010 Jepang yang mengambil topik keanekaragaman hayati. Begitu peserta ICCE sampai di lapangan itu, masing-masing peserta langsung menuju ke kelompok siswa dengan bendera negaranya. Komunikasi pun mereka lakukan, meskipun tidak sedikit yang menggunakan bahasa tubuh. Maklum tidak banyak anak-anak di Jepang yang bisa berkomunikasi bahasa Inggris.

Let’s enjoy today together (mari kita nikmati aktivitas hari ini)” kata 2 orang perwakilan siswa Asakamielementary school mengakhiri sambutanBeberapa saat kemudian, pembekalan tentang kegiatan Ikeboshi disampaikan oleh perwakilan guru Asakami. Pada pembekalan itu disampaikan bahwa setiap peserta akan diminta berburu aneka satwa yang hidup di dam terdekat. Setiap peserta akan ditemani siswa Asakami dan dibekali dengan jala tangan dan timba. Cara berburu satwa air juga diperagakan guru Asakami itu.

Setelah cukup jelas, seluruh peserta ICCE segera melepas sepatu mereka dan menggantinya dengan sandal. Dengan membawa jala tangan dan timba, seluruh peserta bergegas memasuki dam yang luasnya lebih dari 1 hektar itu. Suara teriakan pun terdengar dari hampir seluruh peserta sesaat mereka memasuki dam. Maklum, dam tersebut sedang tidak dipenuhi air dan banyak terdapat lumpur. Tak ayal, kaki mereka seperti sedang menggunakan kaos kaki berwarn hitam kecoklatan.

Air di dam tersebut tidak tercemar. Kesimpulan ini didapat setelah banyak peserta ICCE yang berhasil mendapatkan kerang berukuran besar, empat kali besar kerang yang bisa didapat di pantai timur Surabaya. Tidak hanya kerang yang didapat dari dam yang airnya digunakan untuk mengairi sawa sekitar itu. Ada juga peserta yang mendapat katak berukuran besar. Ikan-ikan kecil dan ikan berukuran kaki orang dewasa juga didapat sebagian besar. Satwa-satwa yang ada itu menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati dam masih bagus dan tidak tercemar.

Selesai berburu satwa air di dam, seluruh peserta bergegas kembali lapangan, tempat mereka semula berkumpul. Makan siang bersama adalah aktivitas berikutnya. Menu yang disajikan adalah menu khas Jepang, yang uniknya disajikan oleh para orang tua siswa dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Semua sampah yang dihasilkan langsung dipilah menjadi botol pet, styrofoam, plastik dan burnable trash. Semua orang yang hadir, termasuk Walikota Komono Ishihara Masataka, sangat menikmati program pagi hingga siang ini. Pun tidak ada satu sampah pun yang dihasilkan. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *