Semua Penilaian Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup 2010 Dilakukan Sangat Obyektif Tanpa Memperhatikan Kedekatan Dengan Sekolah
Surabaya- Beberapa pesan pendek diterima melalui telepon seluler aktivis senior Tunas Hijau dalam beberapa hari ini. Pesan pendek tersebut dikirim melalui beberapa nomor telepon seluler tanpa menyebutkan identitasnya. Pesan pendek yang dimaksud adalah berisi tentang kekhawatiran bahwa program yang digelar kali ketujuh ini telah diketahui pemenangnya, bahkan sebelum tahapan paling akhir program ini, yaitu grand final, yang akan digelar di Graha Sawunggaling, Minggu (10/10).
Diantara pesan pendek yang dikirim adalah “Yang terhormat Tunas Hijau. Kami mohon untuk penilaian grand final hari Minggu nanti harus benar-benar obyektif tidak memihak salah satu sekolah yang selalu memberi upeti pada Tunas Hijau seperti (menyebut nama salah satu sekolah finalis pangeran dan puteri lingkungan hidup, Red),” bunyi pesan pendek tersebut.
Pada pesan pendek lainnya yang dikirim melalui nomor telepon seluler lainnya berbunyi “Rumor yang beredar di kalangan finalis pangeran dan puteri lingkungan hidup sudah terpilih pemenangnya, yaitu dari kalangan yang sudah dekat dengan Tunas Hijau, yaitu dari (menyebut nama salah satu sekolah finalis pangeran dan puteri lingkungan hidup, Red). Apa benar?”
Pesan pendek dari nomor berbeda lainnya lagi berbunyi, “Masukan untuk Tunas Hijau menjelang Grand Final Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2010 harus selektif dan obyektif, karena menurut pengamatan seluruh orang tua finalis ada permainan Tunas Hijau dengan salah satu sekolah di Surabaya.”
Menanggapi pesan pendek tersebut, Tunas Hijau dengan tegas menjelaskan bahwa kekhawatiran dari beberapa orang tersebut tidak benar dan tidak beralasan. “Jangan khawatir Bu/Pak. Kami sangat obyektif. Upeti dan kedekatan tidak berlaku di Tunas Hijau. Tidak ada kamus bersandar pada makhluk atau benda karena tidak akan kekal. Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta ini adalah sandaran kita. Terima kasih sudah diingatkan ya. Tunas Hijau bisa eksis sampai lebih 10 tahun itu karena idealisme,” jawab Tunas Hijau pada pesan pendek yang diterima.
Ditambahkan Tunas Hijau bahwa biaya penyelenggaraan program Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2010 ini terlalu besar untuk dikorbankan. “Terlalu besar biaya dan pengorbanan kami untuk pengorbanan kami untuk program ini bila dikorbankan untuk kedekatan atau niatan jangka pendek lainnya. 50 Juta Rupiah tidak cukup untuk membiayai program penganugerahan ini. Jangan samakan dengan program lainnya yang variabel ‘kedekatan’ berlaku. Program ini dijalankan dengan hati dan niatan mulia,” jawab Tunas Hijau pada beberapa nomor telepon seluler itu.
Secara khusus aktivis senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni menjelaskan bahwa tudingan bahwa kedekatan pada salah satu sekolah finalis tidak beralasan. “Yang benar Tunas Hijau lebih dekat dengan banyak sekolah lainnya melalui program kemitraan sebelumnya daripada dengan sekolah yang dituduhkan. Misalnya dengan SDN Kandangan III Surabaya yang Sekolah Adiwiyata Nasional sejak tahun 2008. Kemitraan dengan sekolah ini bahkan telah dimulai secara berkelanjutan sejak Agustus 2007 sampai sekarang,” ujar Zamroni, yang terpilih sebagai United States Alumni (Global) of the Month pada Agustus 2009 sebagai alumni program Amerika Serikat pertama dari Indonesia.
Tunas Hijau juga sangat dekat dengan Sekolah Adiwiyata Nasional SD Al Muslim Wadungasri Sidoarjo, karena sejak Oktober 2008 hingga saat ini Tunas Hijau menjadi mitra untuk program lingkungan hidup Sekolah Adiwiyata Nasional. “Kemitraan lingkungan hidup Tunas Hijau dengan SD Al Muslim Wadungasri bahkan dilakukan melalui kegiatan ekstra lingkungan hidup Green Club bersama para siswa dan guru-guru Green Education,” jelas Zamroni. Di Sekolah Adiwiyata Nasional SDK Santa Maria, Tunas Hijau juga terlibat banyak pada pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup sejak pertengahan 2009.
Belum lagi kemitraan dengan Sekolah Adiwiyata Nasional SDN Petemon 13 Surabaya dan SDN Kandangan I Surabaya. Kemitraan dengan dua sekolah ini bahkan telah dimulai sejak pertengahan tahun 2008 secara berkelanjutan sampai sekarang melalui program Sekolah Adiwiyata atau sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. “Tunas Hijau juga menjadi tim lingkungan hidup di kedua sekolah ini,” terang Zamroni. Dengan SDN Perak Barat Surabaya, yang nominasi Sekolah Adiwiyata Jawa Timur, kemitraan berkelanjutan dimulai sejak akhir 2009.
Lantas bagaimana dengan sekolah-sekolah finalis lainnya yang kemitraan berkelanjutan belum dibina Tunas Hijau. Menanggapi hal ini Zamroni menjelaskan bahwa semua sekolah peserta Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2010 telah menjadi prioritas pembinaan lingkungan hidup bersama Eco Mobile Coca-Cola – Tunas Hijau. Eco Mobileadalah mobil van keliling untuk edukasi lingkungan hidup yang dilengkapi panel tenaga surya, mini theatre, teknologi informasi dan perpustakaan lingkungan hidup.
Namun, Tunas Hijau menyambut baik beberapa pesan pendek bernada kekhawatiran tersebut. “Ini berarti pelaksanaan program penganugerahan tahun ini lebih dimiliki oleh sekolah-sekolah yang terlibat termasuk juga peserta dan keluarga peserta. Berarti, ekspektasi masyarakat terhadap pelaksanaan program ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga meningkatnya ekspektasi ini bisa ditindaklanjuti dengan komitmen tinggi untuk mengembangkan proyek lingkungan hidup di sekolah masing-masing setelah program ini menjadi program sekolah,” harap aktivis senior Tunas Hijau Zamroni. (*)