Bermain Bersama Anak Pengungsi Korban Merapi

Magelang- Keceriaan 50 lebih anak korban bencana letusan gunung Merapi di Desa Kauman, Muntilan, Magelang terlihat saat kunjungan tim Trash To Cash For Merapi di desa tersebut, Minggu (14/11). Meskipun permainan yang diberikan oleh tim Trash To Cash For Merapi ditujukan kepada anak-anak yang berkumpul di salah satu masjid di desa itu. Ibu-ibu, bapak-bapak dan lansia yang ada di masjid tersebut juga terlihat begitu menikmati kunjungan tim Trash To Cash For Merapi.

Dipandu oleh Diofan Kurnia Jati, aktivis Tunas Hijau yang berdomisili di Yogyakarta, puluhan anak tersebut mengikuti rangkaian permainan yang unik, menghibur serta menarik, seperti ‘Kapal Penyelamat’. Di sela-sela permainan tidak lupa mahasiswa D3 Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta tersebut juga menyampaikan pesan-pesan tentang upaya pelestarian lingkungan hidup. Yang paling menarik adalah saat permainan berburu sampah.

Selama kunjungan di lokasi tersebut, timTrash To Cash For Merapimenyempatkan diri berdialog dengan warga yang ada di tempat tersebut. Menurut Mbah Jo, begitu panggilan sesepuh di desa itu, dirinya beserta korban yang lain sudah berada di desa Kauman, Muntilan, Magelang sekitar 2 minggu lalu, tepatnya setelah merapi meletus. Sejak Merapi meletus, lanjutMbah Jo, dirinya beserta anak cucu yang berasal dari kecamatan Serumbung memutuskan untuk mengungsi meskipun banyak tetangga sekitar rumahnya lebih memilih untuk merawat ternak.

Tunas Hijau juga membagikan bingkisan kepada seluruh anak-anak korban bencana tersebut, bingkisan yang dibagikan berupa tas sekolah, paket alat tulis, tempat alat tulis dan juga mainan. Di tempat tersebut juga digelar pengobatan gratis untuk korban bencana. Diantara keluhan sakit yang paling banyak disampaikan oleh korban bencana adalah sesak nafas, mata pedih, mual dan pusing.

Bedasarkan hasil pengamatan timTrash To Cash For Merapi di desa Muntilan, Magelang yang berada dalam radius 15 dari puncak gunung Merapi, masih terlihat jelas debu vulkanik dari Gunung Merapi di atap genteng rumah, di jalan-jalan serta di pohon-pohon. Saat kunjungan timTrash To Cash For Merapi terlihat beberapa warga sibuk menyiram debu yang berada di teras masjid. Begitu tebalnya debu yang berada di tempat tersebut, hingga beberapa orang memindahkannya dengan menggunakan sekrop yang mereka bawa. (black)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *