Debu Merapi Masih Terasa Di Jalanan Yogyakarta
Yogyakarta- Debu yang berasal dari letusan gunung Merapi tahun ini benar-benar berdampak bagi kota Yogyakarta. Setidaknya hal itulah yang dirasakan oleh tim Trash to Cash for Merapi sesaat setelah menginjakkan kaki di kota pelajar tersebut, Minggu (14/11). Meskipun kasat mata, namun debu-debu tersebut bisa dirasa ketika berkendara motor tanpa menggunakan kacamata akan terasa pedih di mata. Debu gunung Merapi juga bisa dilihat, saat fajar menyinsing, banyak teras-teras rumah dan dedaunan yang tertutup oleh debu tersebut.
Menurut Khoirul, salah seorang warga yang ditemui, debu-debu yang ditemui oleh aktivis Tunas Hijau hari ini, sudah tidak separah ketika Gunung Merapi meletus saat awal Nopember. Ditambahkan Khoirul bahwa saat itu, jarak pandang sangat terbatas akibat tebalnya debu yang melitas di kota Yogyakarta. Bukan hanya itu, guncangan akibat gempa vulkanik juga dirasa oleh masyarakat kota Yogyakarta meskipun tidak terlalu hebat.
“Saat itu, semua serba gelap akibat tebalnya debu yang menyelimuti Yogyakarta,” ujar Khoirul. Debu yang mengarah ke Yogyakarta ini merupakan kali pertama sejak Gunung Merapi menunjukkan ‘kehebatannya’ pada tahun 2006. Saat itu, debu letusan Gunung Merapi tidak mengarah ke selatan (Yogyakarta) melainkan mengarah ke wilayah yang lebih jauh seperti Magelang dan Cilacap. “Untungnya masyarakat Yogyakarta sangat tanggap dengan bencana yang terjadi, seluruh elemen masyarakat mulai pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, ikut andil dalam menggalang bantuan dan juga menjadi relawan,” tandas Khoirul. (black)