Markas Tunas Hijau Diburu Sampah Non Organik Sumbangan Warga Untuk Trash To Cash For Merapi

Surabaya- Markas Tunas Hijau bak tempat penampungan sampah-sampah non organik bernilai jual. Betapa tidak, setelah sehari sebelumnya menerima sumbangan sampah sebanyak 1 pick up dari Konsulat Jendral Amerika Serika di Surabaya dan SMP Negeri 5 Surabaya, hari ini, Sabtu (27/11), markas Tunas Hijau di Perumahan Semolowaru Indah I Surabaya kembali menerima sumbangan sampah non organik yang bernilai jual dari PPS Teflon Surabaya, penyedia layanan perlindungan cat mobil.

Sampah-sampah yang terkumpul di markas Tunas Hijau bahkan sudah memenuhi seluruh teras markas. Begitu banyaknya sumbangan sampah hingga beberapa jenis diletakkan di dalam ruangan. Tentang tetap tingginya respon masyarakat, bisa disimpulkan bahwa bahwa dukungan serta kepedulian masyarakat Surabaya terhadap lingkungan hidup dan korban bencana Merapi begitu besar. Terlebih sumbangan yang dikumpulkan tidak dalam bentuk dana melainkan dalam bentuk sampah yang memiliki nilai jual.

Ini adalah bukti bahwa warga Surabaya masih antusias mengikuti aksi peduli lingkungan hidup untuk kemanusiaan ini meskipun sudah berjalan sejak awal bulan November 2010. Jenis sampah yang hari ini didapat adalah kardus bekas, koran bekas, kertas HVS bekas, botol-botol plastik sisa cat pelapis mobil, gelas air mineral dan cairan pembersih luka sebanyak 20 karton dalam berbagai macam ukuran. Jumlah sampah dari PPS Teflon juga sebanyak 1 mobil pick up. Secara terpisah, Ali Gunawan Wijoyo, pimpinan PPS Teflon Surabaya, berharap sampah non organik itu bisa berguna untuk sesama dan berharap program ini tetap dilanjutkan untuk program lainnya.

Selain dari PPS Teflon, sumbangan hari ini juga berasal dari pendengar setia radio Suara Surabaya yang beralamatkan Wisma Gilang Permai, Sidoarjo yakni Yos Sunaryo. Menurut Yos Sunaryo, informasi aksi Trash To Cash For Merapi yang digalang oleh Tunas Hijau didapat dari Radio Suara Surabaya. Barang yang disumbangkan oleh konsultan hukum ini terdiri dari kardus, ban bekas, botol, CPU dan monitor, serta sepeda anak-anak roda 3 bekas. “Eman kalau dibuang begitu saja, akhirnya saya memutuskan untuk menyumbangkan barang-barang bekas tersebut pada aksi Trash To Cash For Merapi,” tandasnya. (black/ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *