Paguyuban Pangeran Dan Puteri Lingkungan Hidup Sikapi Fenomena Masyarakat Global

Surabaya- Anak-anak di seluruh dunia harus bisa menjadi ujung tombak dan berperan penting dalam perbaikan lingkungan hidup dunia. “Dimana pun berada,” harap Fairuz Miko Firdausy, anggota paguyuban pangeran dan puteri lingkungan hidup 2010 dari SDN Perak Barat, Sabtu (20/11), saat pertemuan khusus dalam rangka Universal Children’s Day di markas Tunas Hijau. Pada pertemuan ini sebelas anggota paguyuban pangeran dan puteri lingkungan hidup hadir.

Maraknya makanan dan minuman kurang gizi yang dijual khususnya kepada anak-anak di sekolah menjadi perhatian anak-anak dari beberapa latar belakang ini. “Saya berharap tidak ada lagi makanan dan minuman yang kurang bergizi dijual kepada anak-anak. Bila makanan dan minuman kurang bergizi itu terus dikonsumsi  maka sama dengan berinvestasi untuk sakit pada waktu mendatang. Padahal biaya untuk berobat bagi orang sakit sangat mahal,” ungkap Faradilla Rizky Amalian, siswa SDN Manukan Kulon III Surabaya.

Harapan agar tidak ada lagi aktivitas merokok di sekitar anak-anak disampaikan oleh Rafif S. Ramadan, siswa SD Al Muslim Wadungasri Sidoarjo. “Bila masih tetap ada aktivitas merokok di sekitar anak-anak, sama aja dengan ngajari anak-anak untuk merokok,” ungkap Rafif dengan ceplas-ceplos. Tentang aktivitas merokok ini, aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni menjelaskan bahwa ikaln-iklan layanan merokok pun tidak ada sama sekali aktivitas merokok. “Bahkan di televisi iklan tentang rokok baru boleh tayang setelah jam 9 malam,” tambah Zamroni.

Hilmy Asis, siswa SDN Kaliasin I Surabaya, berharap sudah tidak ada lagi pepohonan di dunia ini yang ditebang. Hilmy juga berharap agar masyarakat dunia memikirkan kepentingan generasi mendatang. “Semoga generasi mendatang tidak mendapati bumi tempat tinggal ini yang kualitas lingkungan hidupnya semakin buruk,” harap Hilmy. Lebih lanjut Hilmy memimpikan semua industri mau memproduksi barang-barang yang terbukti ramah lingkungan hidup, sehingga pencemaran air dan tanah tidak semakin besar.

Tentang kemiskinan, Puteri Lingkungan Hidup 2010 Fadila El Zahra berharap tidak ada lagi anak-anak yang mengemis atau mengamen di jalanan. “Tidak juga dengan alasan mengatasi kemiskinan dan kelaparan,” ungkap Fadila.  Janesa Arrumamasari Illiyin dari SD Hang Tuah 10 Juanda menginginkan tidak ada lagi anak-anak putus sekolah karena alasan apapun. “Sekolah gratis atau murah di semua jenjang semoga bisa segera diwujudkan,” kata Janessa. Tentang jender, siswa SD Hang Tuah 10 Juanda Yika Nabila Kharisma Putri berharap tidak ada lagi yang memandang lebih rendah kaum perempuan. Sementara itu, siswa SDN Kaliasin III Adinda Shofa Nabila terus sibuk merangkum semua harapan teman-temannya dalam bentuk sketsa gambar yang akan dibuat dalam mural khusus. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *