Pemantauan Kualitas Air Sekitar Oleh Siswa SD Al Muslim Wadungasri

Sidoarjo- Air merupakan obyek vital bagi semua makhluk hidup. Mulai dari manusia, hewan, hingga tumbuhan membutuhkan air. Tetapi, tidak jarang manusia kebingungan menentukan air tersebut layak untuk dikonsumsi atau tidak. Di salah satu sekolah yang terletak di kabupaten Sidoarjo, terlihat sekumpulan anak berjalan menuju kolam penampungan air yang terletak di sebelah ruang makan sekolah mereka, Kamis (4/11) sore. Mereka sedang bersiap untuk meneliti kualitas air di sekitar sekolah mereka bersama Tunas Hijau sebagai bagian dari kegiatan ekstra lingkungan hidup.

Sedikitnya 20 siswa yang hadir dalam ekstra lingkungan hidup SD Al Muslim Sidoarjo berkumpul di ruang audio visual sekolah mereka. Pada pertemuan ini  mereka belajar mengetahui kualitas air yang ada di sekolah mereka didampingi oleh Akbar aktivis Tunas Hijau. Alat-alat yang disiapkan berasal dari Tunas Hijau yang bekerjasama dengan Water Monitoring yang berpusat di Amerika Serikat. “Selain melakukan penelitian, teman-teman juga diminta mengisi lembar kerja yang telah dibagikan,” ujar Akbar Wahyudono.

Tak lama setelah pembekalan materi, puluhan siswa yang mengikuti ekstra lingkungan hidup ini langsung bergegas menuju saluran air di samping ruang makan. Rafif Ramadhan, siswa yang juga finalis pangeran lingkungan hidup 2010 tak merasa jijik untuk melakukan kegiatan ini meskipun pelaksanaannya di saluran air buangan. “Saya merasa senang melakukan kegiatan seperti ini, kalo ndak gini saya ndak akan bisa mencoba hal baru,” ujar Rafif Ramadhan.

Setelah 20 menit mengutak-atik saluran air dan mendapatkan hasil uji coba mereka berpindah tempat menuju saluran penampungan yang letaknya 30 meter dari tempat awal uji coba dilakukan. Dalam uji coba kedua ini hasil berbeda ditemukan oleh puluhan siswa ini. Pada hasil uji coba pertama yaitu pH air di dalam selokan adalah 7, dissolved oxygen atau oksigen terlarut adalah 40 ppm, serta tingkat kekeruhan 0 JTU. “Sedangkan pada hasil penelitian ke 2 pH air 8, Dissolved Oxygen 80 ppm, serta tingkat kekeruhan 40 JTU,” ungkap Wiji guru LH yang mendampingi para siswa Sekolah Adiwiyata Nasional itu.

Setelah melakukan penelitian merekapun segera bergegas menuju ruang audio visual untuk merencanakan kegiatan dalam rangka Hari Cinta Puspa Satwa Nasional yang diperingati setiap 5 November. “Konsep kegiatan yang akan dibuat adalah dengan mengundang beberapa sekolah untuk mengikuti workshop lingkungan hidup tentang puspa dan satwa di sekitar kita khususnya di air,” ujar Ratih, guru lingkungan hidup SD Al Muslim Wadungasri Sidoarjo. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *