PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia Sumbang Sampah Kardus Satu Truk Untuk Trash to Cash for Merapi
Surabaya- Satu truk dobel engkel berisi sampah non organik‘menyerbu’ markas Tunas Hijau di Semolowaru Indah T-10 Surabaya, Sabtu (13/11) pagi. Sampah non organik yang terdiri dari kardus bekas, koran, buku, kertas bekas, duplek dan logam itu dikirim dari tempat yang cukup jauh, yaitu Pasuruan. Pengirimnya adalah PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia (YEMI) yang berlokasi di Kawasan Industri PIER, untuk program Trash to Cash for Merapiyang diprakarsai Tunas Hijau. Setelah ditimbang, sampah kardus mencapai 655 kg, kertas duplek mencapai 938 kg dan 77 kg logam.
Disampaikan oleh Santy Shovella, manajer purchasing PT. YEMI bahwa sangat senang bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan Tunas Hijau, salah satunya adalah Trash to Cash for Merapi. “Trash to Cash for Merapi adalah sebuah kegiatan inspiratif yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya. Bahwa sesuatu yang menurut kita sudah tidak bermanfaat, ternyata bisa membantu saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah, sekaligus menyelamatkan lingkungan hidup,” ungkap Santy Shovella.
Disampaikan Shovella bahwa program ini mendapatkan respon positif dari PT. Yamaha Electronics Manufacturing Indonesia (YEMI). “Berkat respon positif dari Manager PGA Dwi Sulistyorini dan ketua forum komunikasi karyawan Rudy Kurniawan, sehingga YEMI ikut berpartisipasi dengan mengirimkan sampah yang berhasil dikumpulkan dari seluruh karyawan dan sebagian limbah produksi. Adapun sampah tersebut berupa kardus bekas, kertas bekas, botol plastik dan kaleng bekas,” jelas Shovella yang pada saat pengiriman tersebut juga hadir di Tunas Hijau.
Tentang YEMI, perusahaan ini adalah perusahaan modal asing (PMA) Jepang yang memproduksi Speaker Home Theatre, HiFi Speaker System dan TVperipheral equipment. Kantor pusat YEMI adalah Yamaha Corporation Japan yang berlokasi di kota Hamamatsu, Jepang. Yamaha sangatconcern terhadap masalah lingkungan hidup. Perusahaan ini menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan juga menggunakan material yang ramah lingkungan, mengikuti standard internasional seperti RoHS, REACH, CARB untuk composite wood, VOC, dll.
Mengenai Trash to Cash for Merapi di YEMI, melalui forum komunikasi karyawan YEMI telah menyosialisasikan program ini kepada seluruh karyawan. “Kami sediakan beberapa pos di lokasi pabrik sebagai posko penempatan sampah. Dengan kesadaran tinggi, karyawan membawa sampah yang masih bernilai jual dari rumah dan meletakkannya di tempat yang telah disediakan. Termasuk expatriate Jepang, mereka juga aktif ikut serta dalam kegiatan ini. Selain itu, sebagian dari limbah produksi berupa karton box bekas, kami sisihkan untuk kegiatan ini,” ungkap Santy Shovella, manajer purchasing YEMI.
Menanggapi keikutsertaan PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia, Tunas Hijau Clubmenyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya. “100 persen dana dan bantuan yang terkumpul melalui program ini akan disumbang-salurkan kepada korban Merapi. Bahkan untuk operasional, tim tidak diperkenankan menggunakan dana dan bantuan ini,” ungkap Mochamad Zamroni, aktivis senior dan presiden Tunas Hijau. Menurut Zamroni, kepedulian YEMI patut dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lain.
Disampaikan Tunas Hijau kepada YEMI bahwa tim Tunas Hijau akan berangkat ke posko pengungsian pada Sabtu-Minggu ini untuk menyerahkan bantuan yang telah didapat. “Alhamdulillah, untuk kebutuhan tim menuju posko pengungsian juga sudah ada yang nanggung dari individu peduli. Sedangkan pada Minggu ini, 14 November di Taman Flora Bratang Surabaya juga akan dihadirkan kembali posko Trash to Cash for Merapi,” jelas Mochamad Zamroni.
Sementara itu, perjuangan Puteri Lingkungan Hidup Salsabila Zeta Zain untuk mengumpulkan sampah non organik yang memiliki nilai jual terus berlanjut. Sabtu (13/11) pagi, Salsabila Zeta Zain kembali mengumpulkan banyak sampah kertas, botol plastik dan kaleng di markas Tunas Hijau. Kali ini sampah-sampah itu merupakan sampah yang dikumpulkannya dari temen-teman satu kelas di SD Al Muslim Wadungasri. “Seminggu ini saya mengajak teman-teman kelas untuk ikut serta Trash to Cash for Merapi dengan mengumpulkan sampah non organik. Ternyata teman-teman kelas saya banyak yang mendukung,” ungkap Salsabila Zeta Zain. (ron)