Siswa SMP 25 Tidak Jera Dilaporkan Buang Sampah Sembarangan
Surabaya- Masih ditemukan sampah organik dan non organik yang tercampur di tempat sampah, serta kurangnya kesadaran siswa terhadap lingkungan hidup menjadi topik pembicaraan utama pada forum diskusi antar kader lingkungan hidup SMP Negeri 25 Surabaya, Sabtu (27/11) pagi. Dalam pertemuan ini, mereka mengeluarkan unek-unek tentang permasalahan lingkungan hidup yang ada di sekolah mereka.
Sedikitnya 25 siswa yang tergabung dalam kader lingkungan hidup SMPN 25 Surabaya kembali melakukan pertemuan. Pada pertemuan hari ini, mereka saling berbagi informasi tentang masalah lingkungan hidup yang ada di sekolah mereka. Sebelum melakukan diskusi kelompok, seperti biasanya, mereka melakukan pengecekan komposter aerob yang berada di belakang sekolah mereka.
Setelah mengecek komposter aerob yang berada di belakang sekolah mereka, mereka segera berkumpul untuk berdiskusi tentang permasalahan lingkungan hidup sekolah mereka. Diangga, siswa kelas 7A mengatakan bahwa permasalahan yang dimiliki setiap teman-teman di kelasnya adalah kurang sadarnya mereka untuk melakukan pemilahan sampah. “ Terutama sampah yang berada di depan kelas, pasti tercampur yang organik dan anorganik,” kata Diangga.
Selain permasalahan sampah yang dimiliki setiap siswa, pekerjaan piket tak luput dari sorotan permasalahan yang dimiliki siswa SMP Negeri 25 surabaya. Walaupun sudah terbentuk daftar harian piket kelas, tetapi kenyataan di lapangan siswa tidak melaksanakan piket kelas. Mungkin yang melaksanakan hanya 1 hingga 3 orang saja yang mau melaksanakan tugas piket,” ungkap Eka, siswi kelas 8A. Hal berbeda diungkapkan Fenny Anita siswi kelas 8C yang pernah melaporkan kepada guru Bimbingan Konseling (BK) perihal siswa yang membuang sampah sembarangan di area sekolah. “Walaupun sudah dilaporkan ke BK sekalipun, siswa tersebut tidak merasa jera,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, tim mural dan lingkungan hidup SDN Petemon 13 Surabaya mengumpulkan sketsa mural yang mereka buat. Oktavian Romi Setiawan, siswa kelas 6B, yang juga dipercaya sebagai ketua tim mural dan lingkungan hidup SDN Petemon 13 Surabaya mengatakan bahwa sketsa yang mereka buat menceritakan tentang kondisi awal penanaman pohon, pemanfaaatan hasil hingga dampak yang terjadi bila terlalu berlebihan menebang pohon. Selain itu kami juga memberikan solusi di dalam gambar tersebut,” ungka Oktavian Romi Setiawan. (akbar)