Hari III Penilaian 50 Besar Surabaya Berwarna Bunga – Green & Clean

Surabaya- Bagi warga RW 7 Kelurahan Dukuh Kupang, banjir bukan hal aneh di wilayah mereka. Maklum kondisi kampung yang lebih rendah dari drainase yang ada di jalan raya mengakibatkan wilayah ini sering terkena luberan air hujan. Namun, bukan berarti hal itu menjadikan warga RW 7 Kelurahan Dukuh Kupang berpangku tangan atau hanya menunggu upaya dari pemerintah. Fenomena itulah yang didapati oleh Tunas Hijau, salah satu tim evaluasi program Surabaya Berwarna Bunga – Green & Clean 2010, Kamis (9/12).

Faktanya, banjir seringkali menghanyutkan pot-pot tanaman warga. Namun semangat warga RW 7 Kelurahan Dukuh Kupang untuk tetap menjadikan kampungnya hijau dan rindang terus dilakukan. “Warga disini tidak ada yang bosan untuk menghijaukan kampung. Meskipun malam ditanam, keesokan harinya  hilang dibawa air. Namun tetap diusahakan besok tanaman tersebut sudah ada gantinya,” ujar Darsono, salah satu warga RW 7.

Selain memantau langsung kondisi lapangan RW 7 Kelurahan Dukuh Kupang, tim evaluasi yang terdiri dari Tunas Hijau, Dinas Kebersihan Dan Pertamanan kota Surabatya, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan Lingkungan Hidup, PKK Kota Surabaya, Jawa Pos dan Tim Semanggi Surabaya juga memantau 7 RW lainnya yang termasuk 50 besar program ini. Ketujuh RW itu adalah RW 1 Kelurahan Asemrowo, RW 2 Kelurahan Tanjungsari, RW 8 Kelurahan Babat Jerawat, RW 4 Kelurahan Lidah Kulon, RW 4 Kelurahan Gunungsari, RW 8 dan RW 4 Kelurahan Banyu Urip.

Selain semangat melakukan perubahan di tengah keterbatasan, ada beberapa wilayah yang sudah tidak lagi fokus dengan penghijauan dan kebersihan saja. Wilayah tersebut memilih untuk mensosialisasikan upaya untuk hemat energi dan hemat air. Upaya tersebut bisa didapati tim evaluasi ketika bertandang ke wilayah RW 8 Kelurahan Babat Jerawat. Wilayah yang memiliki lebih dari 90 KK setiap RTnya ini mengubah air sisa wudhu menjadi air untuk menyiram tanaman.

“Meskipun skalanya masih kecil, namun kami usahakan bulan depan air ini sudah bisa disalurkan ke wilayah yang ada di RW 8,” ujar salah satu kader lingkungan RW 8 Kelurahan Babat Jerawat. Selain itu, hampir di setiap rumah di wilayah yang juga memiliki rumah baca ini, terdapat lembaran informasi tentang 20 upaya menghemat air dan listrik. Dintaranya matikan kran air jika tidak dipakai dan matikan lampu jika hendak berangkat kerja. (black)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *