Penilaian Hari Keenam Surabaya Berwarna Bunga – Green&Clean 2010
Surabaya- Inovasi pengolahan air limbah atau water treatment yang menjadi penilaian tambahan pada program Surabaya Berwarna Bunga 2010, sejatinya telah dimiliki oleh sebagian besar RW yang lolos ke 50 besar Surabaya Berwarna Bunga 2010. Namun, banyak warga yang belum paham bahwa upaya penghematan air sebenarnya bukan dimulai dengan alat water treatment melainkan dimulai dari diri sendiri dan rumah.
Penjelasan itulah yang disampaikan aktivis Tunas Hijau Afif Amrullah yang juga merupakan anggota tim evaluasi program Surabaya Berwarna Bunga 2010 kepada warga RW 8 Kelurahan Gubeng Kertajaya, Minggu (12/12). Afif mencontohkan, warga lebih cenderung memilih mencuci kendaraannya dengan menggunakan selang daripada harus menampung terlebih dahulu di dalam ember. “Memang lebih lego jika mencuci motor/mobil langsung dengan selang, karena keluarnya air banyak, tapi hal kebiasaan tersebut bisa dikatakan sebagai kebiasaan boros air,” tambah afif.
Selain kurang pahamnya warga tentang bagaimana cara menghemat air, beberapa wilayah masih saja terkesan hanya menonjolkan fisik tanpa diimbangi dengan perilaku ramah lingkungan. Bahkan ada beberapa wilayah yang penghijauannya sudah bagus, kebersihan kampung juga terlihat bagus, namun sayang di selokan dan di sekitar pot tanaman masih banyak puntung rokok. “Sayang sekali jika fisik kampung yang bagus, tidak berimbas pada perilaku warganya,” ujar Adetya Firmansyah dari Tunas Hijau.
Penilaian terakhir 50 besar RW program Surabaya Berwarna Bunga 2010 dilaksanakan pada 8 RW yakni RW 18 Kelurahan Gading, RW 6 Kelurahan Tambaksari, RW 1 dan RW 2 Kelurahan Gubeng, RW 12 Kelurahan Kertajaya, RW 8 Kelurahan Baratajaya, RW 3 Kelurahan Manyar dan RW 12 Kelurahan Mojo. Penilaian 50 besar Surabaya Berwarna Bunga 2010 melibatkan tim evaluasi dari Tunas Hijau, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan Lingkungan Hidup, PKK Kota Surabaya, Jawa Pos dan Tim Semanggi Surabaya. (black)