Perubahan Lingkungan Hidup Di Sekolah Bisa Dimulai Seorang Guru Di Kelasnya

Surabaya- Emily Yasmin Norris, public affairs officer Konsulat Jenderal Amerika Serikat mengatakan bahwa perubahan lingkungan hidup di sekolah bisa dimulai seorang guru di kelasnya. Pernyataan Emily Yasmin ini disampaikan menanggapi pertanyaan guru SDN Putat Jaya 3 Ribut Susiati tentang permasalahan sampah yang masih menjadi masalah utama lingkungan hidup di sekolahnya. Kehadiran Emily Yasmin ini dalam rangka workshop pendidikan lingkungan hidup bagi guru yang diselenggarakan SDN Petemon 13 Surabaya bersama Tunas Hijau dan Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Kamis (2/12) di SDN Petemon 13.

Dijelaskan oleh Emily Yasmin bahwa seorang guru bisa mengawali perubahan sekolah dari kelasnya tempat dia mengajar. Caranya dengan membuat peraturan bagi segenap warga kelasnya. Diantara peraturan itu bisa tentang aturan membuang sampah pada tempatnya secara terpilah yang harus dilakukan tidak hanya diterapkan saat siswa berada di kelasnya, tapi selama di sekolah. “Bila ini diterapkan dengan baik dan penuh tanggung jawab, siswa dan guru kelas lainnya pasti akan tertarik untuk menerapkan aturan yang sama,” terang Emily Yasmin Norris yang didampingi staf humas Esti Durahsanti.

Beberapa penerapan pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan sekolah dicontohkan oleh Emily Yasmin. Termasuk juga pengintegrasian isu lingkungan hidup pada beberapa mata pelajaran seperti yang biasa diterapkan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Emily lantas mencontohkan isu tumpahnya minyak di perairan yang belum lama ini banyak terjadi di beberapa belahan bumi. Dijelaskan Emily bahwa isu ini bisa disimulasikan dengan menuangkan tinta di dalam sebuah wadah berisi air.

Workshop yang digelar dalam rangka hari Pahlawan ini diikuti oleh lebih dari 30 guru se kecamatan Sawahan Surabaya. Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN Petemon 9, SDN Petemon 10, SDN Petemon 11, SDN Petemon 12, SDN Petemon 13, SDK Baptis, SDK Baptis, SD Nurul Huda, SDN Putat Jaya III, SDN Putat Jaya 4, SDN Kupang Krajan I, SD YKM, SD Musra, SDN Indrasana 4, SD Taman Siswa, SD Budi Luhur, SDN Petemon dan SDN Petemon II.

Tentang workshop pendidikan lingkungan hidup bagi kepala sekolah dan guru se kecamatan Sawahan ini, Kepala SDN Petemon 13 Surabaya Hardani menjelaskan bahwa sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional, sekolahnya memiliki tanggung jawab untuk melakukan sosialisasi tentang penerapan pendidikan lingkungan hidup kepada sekolah lain. Sementara itu, aktivis senior Tunas Hijau Zamroni dan Bram Azzaino yang mendampingi pelaksanaan workshop tersebut menyatakan bahwa peran sekolah sebagai agen perubahan saat ini telah dilakukan oleh SDN Petemon 13. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *