PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia Sumbang Material Sisa Produksi Untuk Trash To Cash For Urban Forest
Surabaya- Program Trash To Cashatau pengumpulan sampah non organik layak jual terus berlanjut. Setelah Trash To Cash For Merapi yang digelar selama November 2010, Trash To Cash For Urban Forest digelar mulai Desember 2010. Seperti namanya,Trash To Cash For Urban Forestbukan untuk peduli kemanusiaan atau korban bencana seperti sebelumnya. Namun, untuk pembuatan hutan kota di Surabaya. Rabu (8/12), Tunas Hijau mendapat sumbangan pertama untuk program realisasi hutan kota ini.
Trash To Cash For Urban Forest merupakan program pengumpulan sampah bernilai jual yang hasil penjualannya bakal dibuat untuk membeli pepohonan untuk hutan kota di Surabaya. Sejatinya Tunas Hijau telah merintis 11 hutan kota di Surabaya. Diantara kesebelas hutan kota itu adalah hutan kota Ketabang Kali, hutan kota Balongsari, hutan kota Gentengkali, hutan kota Kayoon, hutan kota Petekan, hutan kota Ngagel Jembatan BAT dan Hutan Kota di depan Grand City Surabaya yang merupakan hutan kota pertama. Khusus hutan kota pertama bahkan diresmikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Nabiel Makarim pada tahun 2003.
Meskipun program Trash To Cash For Urban Forest masih belum gencar disosialisasikan, namun program ini sudah mendapat bantuan yang jumlah sangat banyak yakni sampah non organik dengan volume sekitar 1 truck doble engkel. Bantuan tersebut berupa bagian (part) dari pengeras suara, diantaranya magnet dan lempengan baja. Selain itu juga berupa kardus yang masih terbungkus rapi. Bantuan tersebut berasal dari PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia (YEMI). Bagi YEMI, keikutsertaan pada program ini adalah kali kedua setelah sebelumnya menyumbangkan sampah non organik sebanyak 1 truk dobel engkel.
Disampaikan oleh Shanty Shovella bahwa material tersebut adalah sisa produksi PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia yang kantornya di kawasan industri Pasuruan. “Kami mempunyai material sisa yang masih berada di supplier di Jalan Margomulyo Surabaya. Dengan alasan bea cukai, maka barang-barang sisa tersebut tidak dapat dikirim ke Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia. Agar lebih bermanfaat, silahkan Tunas Hijau mengambil barang sisa tersebut untuk digunakan mendukung program Trash To Cash,” kata Shanty Shovella, purchasing manager PT. Yamaha Electronic Manufacturing Indonesia.
Rencananya program Trash To Cash For Urban Forest dilaunching pada Januari 2011. Diharapkan program ini mampu menambah jumlah pepohonan di Surabaya untuk menambah pundi-pundi oksigen sehingga wilayah Surabaya semakin terlihat hijau dan menambah daerah peresapan air hujan. “Semoga melalui program Trash To Cash For Urban Forest, kita bisa menjadi bagian dalam upaya menghambat lajunya pemanasan global, karena pohon adalah satu-satunya benteng terakhir manusia untuk melawan dampak buruk pemanasan global dan perubahan iklim,” ujar Presiden Tunas Hijau Mochammad Zamroni. (black)