Di SMP 24, Jam Gadang Dibalas Dengan Monumen Osaka World Expo dan Osaka Castle

Surabaya- Bajai, jam gadang dan sejenis ikan bawal yang khas Indonesia nampak dalam gambar separuh mural yang dibuat oleh para siswa Tomorogi I Junior High School Jepang. Visual ini nampak jelas setelah mural yang setengah jadi itu diterima dan diekspos oleh tim International Intercultural Mural Exchange for Environmentdari SMP Negeri 24 Surabaya, Selasa (8/2). Nampak juga gambar gunung tertinggi di pulau Jawa, yaitu Gunung Semeru, becak dan seorang perempuan yang mengenakan busana khas salah satu daerah di Indonesia.

Tema budaya dan lingkungan hidup adalah tema yang diusulkan oleh para siswa SMP Negeri 24 Surabaya dan disepakati oleh sekolah patnernya, Tomorogi I Junior High School Jepang. “Kami mengusulkan agar tema kebudayaan tradisional dan lingkungan hidup menjadi tema yang dibahas bersama pada kerjasama dengan dua sekolah ini. Lingkungan hidup merupakan isu global masyarakat dunia saat ini. Sedangkan kebudayaan tradisional merupakan ciri khas suatu negara,” ungkap Yusenda, salah satu siswa tim SMP Negeri 24 Surabaya.

Pada kesempatan itu, tim SMP Negeri 24 mendiskusikan dan mulai membuat sketsa tentang tema lingkungan hidup dan budaya yang khas Jepang. Maklum, tema budaya dan lingkungan hidup khas Indonesia telah dibuat oleh sekolah patner SMPN 24 di Jepang. Alhasil dari diskusi itu telah ditentukan beberapa visual khas Jepang yang akan dibuat siswa SMP 24. Diantaranya adalah becak khas Jepang, yang pengemudinya berjalan kaki menarik becak itu dari depan. Ada juga Osaka Castle dan Monumen Osaka World Expo 1970. Tentang beberapa visual khas kota Osaka sengaja dipilih karena ternyata Tomorogi I Junior High School berada di kota Osaka. Sedangkan gunung Fuji di Jepang yang dikenal dengan selimut salju menjadi pilihan visual gunung padanan visual gunung Semeru yang dibuat oleh siswa Tomorogi.

International Intercultural Mural Exchange for Environment (IIMEfE) adalah program kemitraan antara sekolah Indonesia dengan sekolah di Jepang, yang Tunas Hijau menjadi koordinator Indonesia. IIMEfE adalah tindak lanjut dari program yang digagas oleh Japan Art Miles. Namun, karena Tunas Hijau menjadi koordinator untuk Indonesia, maka tema lingkungan hidup menjadi tema utama yang harus dibahas. Pada program ini beberapa sekolah di Indonesia yang terpilih dimitrakan dengan sekolah-sekolah di Jepang. Lamanya program sekitar 6 bulan. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *