Surabaya- Sedikitnya 100 siswa SMP Negeri 2 berkumpul di gedung serbaguna sekolah mereka, Rabu (2/2). Mereka mengikuti pembinaan lingkungan hidup yang digelar Tunas Hijaudalam rangka program Sekolahku Peduli Lingkungan Hidup. Pembinaan ini merupakan tindak lanjut rencana lingkungan hidup yang telah disepakati saat dialog bersama Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel dan Walikota Surabaya pada 26 Januari. Pada penyusunan rencana itu, SMP Negeri 2 diwakili oleh 5 siswa.
Permasalahan lingkungan hidup di sekolah dikupas habis karena menjadi awal mereka dalam menyusun program lingkungan hidup selama 1 bulan berikutnya. Hal ini terkait dengan penghargaan untuk sekolah dengan progress terbaik yang diikuti oleh seluruh SMP Negeri se Surabaya. Program yang diprakarsai Tunas Hijau ini memberikan reward khusus dari Konsulat Jendral Amerika Serikat dan Walikota Surabaya bagi sekolah terbaik.
Setelah selesai menuliskan permasalahan lingkungan di sekolahnya, aktivis Tunas Hijau Adetya meminta salah satu siswa untuk membacakan salah satu permasalahan yang ada. “Masih banyak siswa yang tidak peduli tentang pemilahan sampah organik dan sampah non organik atau sampah basah dan sampah kering,” tutur Afif, siswa kelas 8D.Mendengarkan Afif, aktivis Tunas Hijau Adetya Firmansyah mengembalikan lagisolusinya kepada para siswa untuk dicari solusi terbaiknya.
“Setiap permasalahan pasti ada solusinya. Saya minta kalian untuk mencari solusi yang mudah saja untuk dilakukan,” ujar Adetya Firmansyah. Setelah memaparkan permasalahan lingkungan di sekolahnya, para siswa peserta pembinaan kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan solusinya. Tiap kelompok diminta untuk mencari solusi dari tiap-tiap permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di sekolahnya.
Seperti yang dijelaskan Khoirun Nissya, siswi kelas 8C, “Solusi untuk masalah kurang pedulinya siswa tentang pemilahan sampah organik dan non organik adalah dengan memberi sosialisasi kepada tiap-tiap kelas tentang apa saja yang termasuk dalam sampah organik dan non organik,” papar Khoirun Nisa. Selain itu, lanjut ketua Duta Lingkungan Hidup SMP Negeri 2 ini, perlu ditambahkan tulisan yang berisi sampah apa saja yang termasuk dalam sampah organik dan anorganik kemudian ditempel di tempat sampah.
Tidak sekedar memberikan solusi atas permasalahan lingkungan yang ada, para siswa diminta untuk memikirkan satu tindakan nyata yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Sebagai langkah awal terealisasinya solusi yang sudah diutarakan. Menurut Icha, panggilan akrab dari ketua DutaLingkungan SMP Negeri 2, dalam waktu dekat ini sekolah akan mengajak siswa duta lingkungan untuk belajar cara membudidayakan jamur di sekolah mereka.
Selain itu, pemberian nama jenis-jenis sampah kepada tempat sampah organik maupun non organik juga menjadi agenda mereka. Nunuk, salah satu guru Lingkungan menyatakan sangat senang dengan adanya program yang diadakan Tunas HIjau. ”Melalui lomba ini, saya berharap bisa memotivasi danmenginspirasi bagi siswa untuk membuat lingkungan sekolah menjadi lebih baik lagi,” ucap Nunukyang sekaligus menjadi akhir dari pembinaan lingkungan hidup di SMP Negeri 2 Surabaya. (ryan)