Siswa LH SDK Santa Theresia I Buat Komposter Sendiri

Surabaya- 30 siswa lingkungan hidup SDK Santa Theresia I memperbaiki 6 keranjang komposter takakura, Sabtu (12/2). Dengan memanfaatkan kardus bekas dan bekas tanah dalam pot yang tanamannya sudah mati, mereka memperbaiki beberapa komposter yang sudah lama tidak digunakan karena kompos starter-nya sudah tidak ada. Selanjutnya, dengan komposter-komposter yang baru diperbaiki itu, semua sampah sisa makanan di kantin sekolah akan diolah menjadi kompos. Sebelumnya, komposter tersebut keadaannya tidak terawat dan terpojok menunggu warga sekolah yang mau memanfaatkannya.

Tak seperti biasanya, bagaikan masakan, mereka mendapatkan bahan dan alat. Mereka harus mengolah sendiri dengan pengetahuan yang mereka miliki. Keranjang komposter yang mereka gunakan bukannya baru, melainkan dalam keadaan bekas dan tak terawat. Mereka juga diajarkan bagaimana menyayangi dan merawat barang milik sendiri sehingga saat itu semua komposter dicuci sampai bersih, kemudian dikeringkan sambil diusap dengan kain bersih, hingga bisa sedap dipandang mata.

Selama 4 pertemuan, para siswa ekstra lingkungan hidup Sekolah Adiwiyata Nasional Mandiri ini akan belajar dan menggeluti sampah, mulai dari pengolahan sampai mensosialisasikan ke warga sekolah. Wawasan dan praktek akan mereka lakukan. Mereka juga akan menggelar beberapa aksi lingkungan, seperti mengampanyekan pemanfaatan komposter dengan media komunikasi yang mereka buat sendiri kepada tiap siswa di sekolah. Harapannya, semua aktivitas itu menjadi kegiatan yang berbeda dari biasa dan jauh dari rutinitas. Sampah akan menjadi sahabat mereka dan lingkungan menjadi jendela masa depan mereka.

Tiap Sabtu pagi, selalu menjadi kecerian tersendiri bagi ekstra siswa LH itu. Sebab, tiap mengawali ekstra, beberapa permainan digelar. Mereka menggelar permainan sendiri dengan dipandu Tunas Hijau,  diskusi atau rapat ada sendiri agar kebosanan bisa dikurangi dengan tempat berbeda-beda. Selain itu juga diterapkan tidak ada tugas atau pekerjaan rumah, biar bisa dikatakan berbeda dengan aktivitas belajar sehari-hari di sekolah dan selalu menyenangkan. (satuman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *